BANK Indonesia (BI) semakin serius dalam mendorong penggunaan uang tunai yang layak pakai di sejumlah pulau di wilayah Timur Indonesia. Langkah ini diambil menyusul banyaknya uang tunai yang beredar dalam kondisi lusuh dan rusak, terutama di pulau-pulau kecil.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, BI telah menyiapkan uang tunai senilai Rp 5 miliar untuk lima pulau di sekitar Kepulauan Maluku, yaitu Pulau Banda, Pulau Gorom, Pulau Geser, Pulau Manipa, dan Pulau Tifu. Dari total tersebut, nominal terbesar akan disebar di Banda Neira, mencapai Rp 2 miliar.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman, menjelaskan bahwa penggunaan uang yang layak pakai adalah upaya untuk memudahkan transaksi masyarakat. “Uang lusuh kerap ditemui ketika adanya praktik transaksi, terutama di wilayah pulau-pulau kecil,” ujar Aida dalam rangkaian Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) di Banda Neira, pada Senin (21/10/2024).
Lebih lanjut, Aida menyoroti tantangan yang dihadapi masyarakat, seperti ketidakseimbangan nominal uang. “Kalau kita melakukan transaksi jual beli, uang kita uang besar. Pas mau dibalikin, uangnya gak ada. Jadi itu menimbulkan keengganan atau kesusahan dalam kita melakukan transaksi,” jelasnya.
Sepanjang tahun 2024, BI berencana untuk melakukan edukasi dan melayani penukaran uang di 90 pulau yang tersebar di 18 provinsi di seluruh Indonesia. “Harapannya, langkah tersebut bisa meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat,” tutup Aida.
Langkah ini diharapkan dapat memastikan adanya cukup uang dalam peredaran untuk mendukung kelancaran transaksi dan menjaga stabilitas ekonomi di wilayah tersebut.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News