Selasa, Juni 24, 2025
spot_img

Jokowi Soroti Proses Perizinan Panjang dalam Pembangunan PLTP

InfoEkonomi.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keheranannya mengenai lamanya proses perizinan dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang bisa memakan waktu hingga 5-6 bulan. Hal ini disampaikan Presiden dalam sambutannya pada pembukaan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2024 di Balai Sidang Jakarta (JCC), Rabu (18/9).

Presiden Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang sangat besar, mencapai sekitar 24.000 megawatt (MW). Namun, potensi ini belum sepenuhnya dioptimalkan.

- Advertisement -

“Tadi disampaikan oleh Pak Menteri ESDM, seingat saya sudah pergi ke tiga lokasi pembangkit listrik tenaga panas bumi. Yang saya heran saat itu peluangnya besar, artinya banyak investor yang mencari energi hijau, EBT (energi baru dan terbarukan), dan potensinya ada 24.000 megawatt. Sudah kita kerjakan, tetapi kok tidak berjalan secara cepat?,” ujarnya.

Baca juga : ESDM Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Pemeliharaan PLTS untuk Operator Lokal

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga merujuk pada pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Menurutnya, proses perizinan untuk membangun PLTP dari awal hingga akhir konstruksi bisa memakan waktu hingga 5-6 tahun.

- Advertisement -

“Dan ketahuan tadi seperti disampaikan oleh Pak Menteri ESDM, ternyata untuk memulai konstruksi dari awal sampai konstruksi urusan perizinan bisa sampai 5-6 tahun. Ini yang mestinya paling cepat harus dibenahi terlebih dahulu agar dari 24.000 megawatt yang baru dikerjakan hanya 11 persen itu bisa segera dikerjakan oleh para investor sehingga kita memiliki tambahan listrik hijau yang lebih banyak,” katanya.

Ia pun membayangkan bahwa tidak semua investor bisa sabar jika harus menunggu sampai 5-6 tahun hanya untuk mengurus perizinan. Bahkan, Jokowi pun berkelakar bahwa dia juga tidak sanggup jika harus menunggu selama itu.

“Karena kalau nunggu, bayangkan nunggu untuk memulai konstruksi saja sampai 5-6 tahun. Itu kalau orang tidak sabar, kalau investornya tidak sabar tidak mungkin mau mengerjakan, nunggu sampai 6 tahun. Kalau saya, tidak kuat, meskipun banyak yang menyampaikan saya sabar, tetapi untuk nunggu 6 tahun tidak kuat,” ucapnya.

Jokowi kembali menekankan pentingnya mengoptimalkan potensi energi panas bumi yang ada untuk mendukung pengembangan energi hijau. Saat ini, hanya 11 persen dari potensi tersebut yang telah dimanfaatkan.

- Advertisement -

“Indonesia sebagai pemilik potensi besar geothermal yang diperkirakan mencapai 40 persen dari potensi dunia, sekali lagi memiliki banyak peluang untuk dikembangkan, karena saat ini baru 11 persen yang termanfaatkan dari potensi yang ada,” kata dia.

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img