Bank DKI tetap optimistis dalam memperluas ekspansi kredit berkat kondisi likuiditas yang sehat. Pada tahun lalu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 82,99 persen, mencerminkan fleksibilitas dalam penyaluran kredit.
“Dengan dana murah yang tersedia, kami optimistis dapat melakukan ekspansi kredit di 2025,” ujar Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa rasio “Current Account Saving Account” (CASA) pada tahun lalu mencapai 43,70 persen, yang menunjukkan ketersediaan dana murah untuk mendukung efisiensi biaya dana (Cost of Fund).
Baca Juga:Â Bank DKI Salurkan Kredit Rp 53,18 Triliun di 2024, UKM Jadi Kontributor Utama
Pada periode yang sama, Bank DKI membukukan laba bersih sebesar Rp779 miliar. Capaian ini memperkuat fundamental keuangan perusahaan dalam mengembangkan bisnis berbasis digital sesuai strategi masa depan.
“Inovasi layanan, pengembangan ekosistem bisnis, serta peningkatan efisiensi operasional akan menjadi prioritas kami untuk mempercepat akselerasi bisnis,” tambahnya.
Segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, dengan peningkatan sebesar 15,47 persen pada tahun 2024, mencapai Rp2,22 triliun dibandingkan Rp1,93 triliun pada tahun sebelumnya.
Selain itu, kredit dan pembiayaan konsumer juga mengalami pertumbuhan 5,85 persen pada periode yang sama, mencapai Rp23,39 triliun dari Rp22,10 triliun di tahun sebelumnya.
Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) bruto sebesar 2,54 persen dan NPL neto sebesar 1,06 persen. Angka ini mencerminkan kemampuan bank dalam mengelola risiko serta aset secara disiplin dan efektif.
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News
