InfoEkonomi.IDÂ – AdaKami, salah satu platform pinjaman online meminta masyarakat Indonesia untuk lebih selektif dalam menerima informasi, terutama informasi yang beredar di media sosial. Hal ini diimbau melihat semakin maraknya berita bohong atau hoax yang beredar di masyarakat luas.
Seperti contoh, beberapa waktu lalu, masyarakat sempat dihebohkan dengan informasi dugaan bunuh diri nasabah AdaKami. Informasi itu kemudian ditepis pernyataan kepolisian mengenai tidak adanya korban ditemukan seperti yang telah digambarkan oleh akun yang memviralkan cerita tersebut.
Tak berselang lama, beberapa unggahan netizen yang juga memiliki alur cerita yang sama muncul. Pada saat yang bersamaan, pertumbuhan komunitas gagal bayar, serta joki dan judi online semakin marak turut memperburuk keadaan literasi keuangan di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss menyebutkan masyarakat Indonesia masih rentan dengan mis-informasi, terutama yang beredar di sosial media. Hal ini lantas menjadi pendorong Adakami untuk mengupayakan literasi keuangan masyarakat.
“Situasi ini yang mendorong dan memperkuat kepercayaan AdaKami bahwa literasi masyarakat perlu terus diupayakan. Terutama di sektor keuangan digital, kemampuan dasar yang harus dimiliki tidak hanya terbatas dalam mengatur keuangan dengan bijak, tapi juga kemampuan mencari dan mencerna dan membagikan informasi yang berdasar dan terpercaya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/11/2023).
Ia mengungkapkan AdaKami sendiri sejak beroperasi di 2019, terus aktif dan meningkatkan kegiatan edukasi masyarakat melalui berbagai channel baik offline, online dan secara broadcast.
Beberapa kampanye komunikasi berfokus pada ajakan kepada masyarakat untuk menjadi bagian dari Generasi Bijak Finansial Bersama AdaKami, dengan beberapa highlight seperti memahami aturan main produk keuangan terutama P2P Lending, menghitung cashflow, mengajukan sesuai kemampuan, seruan anti judi online dan joki pinjol, dan juga mencerna informasi sebelum melakukan transaksi keuangan.
“Tentu diskusi mengenai gagal bayar, judi online, joki pinjol jauh lebih menarik terlebih untuk masyarakat dengan mindset casino atau yang ingin cepat kaya jika dibandingkan dengan topik diskusi Generasi Bijak Finansial.Tidak heran komunitas ini bertumbuh subur, karena masyarakat masih ingin digelitik dengan informasi yang mendorong mereka untuk lari dari tanggung jawab,” tutur Jonathan.
Dia menambahkan selama periode September dan Oktober, AdaKami mengedepankan komunikasi layanan Customer Service Resmi di 15000-77 atau melalui hello@cs.adakami.id.
“Selama periode tersebut, kami melihat ada lonjakan pelaporan nasabah yang memilih menerima bantuan dari WA oleh orang yang tidak dikenal, yang kemudian mengarahkan mereka untuk melakukan transaksi di luar ketentuan aplikasi AdaKami. Pantauan kami juga menunjukkan jumlah akun palsu yang mengatasnamakan Adakami meningkat, bahkan dipromosikan melalui iklan” terangnya.
Jonathan menyebut hal tersebut menjadi kepedulian utama AdaKami, melihat dampak kerugian yang dialami nasabah akibat kurangnya kewaspadaan dalam mencerna informasi dan bertransaksi digital.
Maka dari itu, dia menekankan Adakami terus menghimbau masyarakat untuk terus berhati-hati dan lebih bijak dalam mencerna informasi terkait produk keuangan dan sebelum melakukan transaksi keuangan, dalam konteks seluruh produk keuangan.
“Banyak nya informasi yang beredar mengenai AdaKami memang bisa mengecoh masyarakat, terutama yang masih awam dalam transaksi dan produk keuangan, penting bagi masyarakat untuk terus meninjau kembali informasi yang didapatkan,” tambah Jonathan, dilansir dari detik.com
Lebih lanjut, Jonathan mengingatkan pentingnya mengetahui dan hanya menghubungi channel resmi Adakami, terutama kepada nasabah AdaKami. Ia mengingatkan Adakami tidak memiliki layanan CS melalui Whatsapp.
Di akhir, Jonathan meyakini ketika masyarakat sudah memiliki literasi yang cukup, mampu memilah informasi, serta memiliki pemahaman keuangan yang baik, maka minat dan demand terhadap pinjol ilegal, judi online, joki pinjol dan gerakan gagal bayar akan menurun bahkan menghilang.
Dia menilai hal tersebut dapat menjadi kunci kesuksesan keuangan nasional, yakni ketika masyarakat mampu bertransaksi secara etis dan legal.