Sabtu, Januari 18, 2025
spot_img

Peluang Emas Kerja Sama Ekonomi Indonesia dan Kanada di Sektor Kunci

Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dyah Roro Esti Widya Putri, menyampaikan optimisme tinggi mengenai potensi besar kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Kanada. Meskipun kedua negara memiliki ukuran dan struktur yang berbeda, mereka memiliki kekuatan yang saling melengkapi, membuka peluang besar di berbagai sektor.

Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertema Canada-Indonesia: Expanding on the Comprehensive Economic Partnership, yang digelar pada 3 Desember 2024 di Jakarta, Wamendag Roro menegaskan bahwa Indonesia sedang memperluas akses pasar dan meningkatkan produktivitas, sementara perusahaan-perusahaan Kanada dikenal dengan standar tinggi dan pengalaman global mereka. Sinergi ini sejalan dengan prioritas pembangunan Indonesia, menjadikan hubungan ekonomi kedua negara semakin potensial.

- Advertisement -

“Indonesia sedang memperluas akses pasar dan meningkatkan produktivitas, sementara perusahaan-perusahaan Kanada dikenal dengan standar tinggi dan pengalaman global mereka. Kekuatan ini selaras dengan prioritas pembangunan Indonesia, menjadikan hubungan ekonomi kedua negara sangat potensial,” ujar Wamendag Roro dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Canada-Indonesia: Expanding on the Comprehensive Economic Partnershipdi Jakarta kemarin, Selasa (3/12). Diskusi tersebut adalahhasil kolaborasi antara Indonesian Business Council (IBC) dan Business Council of Canada (BCC).

Salah satu terobosan penting dalam kemitraan ini adalah penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang mencakup kerja sama di sektor mineral kritis. Pada 2 Desember 2024, kedua negara menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang berfokus pada pengelolaan sumber daya mineral kritis secara berkelanjutan, pengadopsian teknologi bersih, serta dorongan untuk investasi ramah lingkungan.

- Advertisement -

Kedua negara juga bersepakat memenuhi standar Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG), termasuk protokol penutupan tambang dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Bagi Kanada, peluang ini menjadi langkah strategis untuk berinvestasi pada sektor energi bersih di Indonesia. Sebagai pemimpin global dalam teknologi hijau, Kanada membawa keahlian dalam pengelolaan sumber daya berkelanjutan, yang sejalan dengan kebutuhan Indonesia untuk penerapan transisi energi bersih dan penggunaan kendaraan listrik.

Lebih lanjut, dalam hal produksi nikel sebagai bahan utama untuk baterai, Indonesia memiliki posisi yang baik untuk mengekspor baterai dan solusi energi terbarukan ke Kanada. Hal ini selaras dengan permintaan Kanada yang terus meningkat untuk teknologi energi bersih dan kendaraan listrik.

Diskusi ini juga menjadi ajang penting bagi para pemimpin bisnis dari IBC dan BCC, yang melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang pemanfaatan peluang kolaborasi kedua negara. Nota kesepahaman tersebut ditandatangani Chief Executive Officer (CEO) IBC Sofyan A. Djalil dan CEO BCC Goldy Hyder dan disaksikan Wamendag Roro dan Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng.

- Advertisement -

Turut hadir Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono dan Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk KreatifMerry Maryati. Sekilas Hubungan Indonesia-KanadaIndonesia dan Kanada telah menandatangani Pernyataan Bersama Antar Menteri mengenai Penyelesaian Indonesia-Canada CEPA pada pembukaan Misi Dagang Kanada ke Indonesia di Jakarta, kemarin, Senin (2/12). Penandatanganan dilakukan Menteri Perdagangan RI Budi Santoso dan Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng.

Kedua negara sepakat untuk dapat menandatangani Indonesia-Canada CEPA pada 2025 dan berharap dapat mulai diimplementasikan pada 2026.Perdagangan bilateral Indonesia-Kanada tercatat sebesar USD 3,44 miliar pada 2023, mencerminkan tren pertumbuhan positif sebesar 11,24 persen dalam lima tahun terakhir.

Pada Januari–September 2024, nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 2,65 miliar atau meningkat 4,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong peningkatan ekspor nonmigas yang signifikan, tumbuh sebesar 17,28 persen pada Januari–September 2024.

Lima besar ekspor Indonesia ke Kanada terdiri atas perangkat telepon, limbah (waste and scrap), karet alam, suku cadang danaksesoris kendaraan bermotor,serta peti/koper. Sementara itu, produk-produk impor Indonesia dari Kanada meliputi gandum (wheat dan meslin), pupuk mineral dan kimia, kacang kedelai, bubur kertas kimiawi, dan bubur kayu

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Ikuti Kami

4,488FansSuka
6,727PengikutMengikuti
2,176PelangganBerlangganan

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img