Sabtu, Januari 18, 2025
spot_img

Pizza Hut Tutup 20 Gerai dan PHK 371 Karyawan hingga September 2024

PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pemegang lisensi Pizza Hut, melaporkan penutupan 20 gerai dan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 371 karyawan hingga September 2024. Laporan keuangan perusahaan yang belum diaudit menunjukkan penurunan jumlah gerai yang beroperasi di Indonesia.

Hingga September 2024, Pizza Hut Indonesia hanya memiliki 595 gerai, berkurang dari 615 gerai pada periode yang sama tahun lalu. Pengurangan ini disertai dengan pemangkasan karyawan tetap dari 5.022 orang pada akhir 2023 menjadi 4.651 orang pada September 2024. Ini mencerminkan pengurangan tenaga kerja sebanyak 371 orang.

- Advertisement -

“Sampai dengan tanggal 30 September 2024 dan 31 Desember 2023, perusahaan mengoperasikan masing-masing 595 dan 615 gerai Pizza Hut di Jakarta dan kota lain di Indonesia,” tulis keterangan dalam laporan tersebut dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/11).

“Pada 30 September 2023 dan 31 Desember 2023, perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 4.651 dan 5.022 karyawan tetap (tidak diaudit),” bunyi laporan itu lebih lanjut.

- Advertisement -

Pada kuartal III 2024, penjualan Pizza Hut tercatat sebesar Rp2,03 triliun, menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp2,75 triliun. Selain itu, perusahaan mengalami rugi bersih sebesar Rp96,7 miliar pada September 2024, lebih tinggi dari rugi pada tahun sebelumnya yang tercatat Rp38,9 miliar.

Direktur Operasional Sarimelati Kencana Boy Ardhitya Lukito mengungkap terdapat dua tekanan dalam menjalankan bisnisnya, termasuk penurunan daya beli masyarakat dan tekanan ekonomi yang disebabkan oleh tensi geopolitik di Timur Tengah.

“Di Indonesia sendiri yang di mana sama-sama melihat tidak hanya mempengaruhi Pizza Hut, tapi juga industri bisnis lainnya itu dari ekonomi menengah yang turun kelas, dan itu juga berbeda dengan geopolitik. Tentu saja karena itu sudah tercampur makanya kami tidak bisa pisahkan mana yang lebih besar dan mana yang tidak,” ujar dia dalam keterangan tertulis.

Selain itu, ia juga melihat adanya respons masyarakat terkait geopolitik yang berdampak pada restoran. Namun, Boy tak secara langsung menyebutkan perihal aksi boikot.

- Advertisement -

“Tapi jika dampak geopolitik bisa dilihat dari social reasoning kami memang sudah ada penurunan dari waktu awal itu, tapi kami tidak bisa memisahkan mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil,” jelas Boy.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Ikuti Kami

4,488FansSuka
6,727PengikutMengikuti
2,176PelangganBerlangganan

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img