Sabtu, Desember 7, 2024
spot_img

Pendapatan Negara 2024 Tumbuh 0,3%, Penerimaan Pajak Capai Rp1.517 Triliun

Realisasi pendapatan negara Indonesia untuk tahun 2024 menunjukkan kinerja yang positif, meski masih menghadapi tantangan. Hingga 31 Oktober 2024, total pendapatan negara tercatat sebesar Rp2.247,5 triliun atau 80,2% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, yang mencatatkan kenaikan 0,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan dalam Konferensi Pers APBN Kita di Jakarta pada Jumat, 8 November 2024, bahwa pencapaian tersebut mencerminkan upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan negara. “Pendapatan negara mencapai Rp2.247,5 T. Ini artinya 80,2% dari target APBN 2024 sudah kita kumpulkan dan ada kenaikan 0,3% dibandingkan periode Oktober tahun 2023,” ungkapnya.

- Advertisement -

Sampai 31 Oktober 2024, penerimaan pajak Indonesia mencapai Rp1.517,53 triliun, setara dengan 76,3% dari target yang ditetapkan. Angka ini menunjukkan perbaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir, terutama berkat peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) non-migas yang didorong oleh sektor pertambangan serta penurunan restitusi.

Baca juga: Utang Pemerintah Indonesia Naik Rp11,97 Triliun pada September 2024

Peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya juga terlihat seiring dengan pertumbuhan pembayaran PBB migas. Sementara itu, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mencatatkan kinerja baik, sejalan dengan terjaganya konsumsi domestik dan impor. Namun, penerimaan PPh migas mengalami kontraksi akibat penurunan lifting minyak bumi.

- Advertisement -

Penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai juga mencatatkan hasil yang positif hingga akhir Oktober 2024. Total penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat sebesar Rp231,7 triliun atau 72,2% dari target yang ditetapkan.

Pertumbuhan penerimaan ini dipengaruhi oleh peningkatan bea masuk yang mencapai Rp43,2 triliun, didorong oleh kenaikan nilai impor serta penguatan nilai tukar USD terhadap rupiah.

Bea keluar tercatat sebesar Rp14,2 triliun, yang dipengaruhi oleh pertumbuhan bea keluar tembaga dan produk turunan sawit. Selain itu, penerimaan cukai juga mengalami peningkatan yang signifikan, dengan nilai mencapai Rp174,4 triliun, berkat pertumbuhan cukai hasil tembakau, MMEA, dan EA.

Selanjutnya, kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga terjaga baik mencapai Rp477,5 T atau 97,1% dari target APBN, utamanya disumbangkan oleh pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) dan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) yang mengalami peningkatan.

- Advertisement -

Realisasi PNBP KND tumbuh 7,5% yoy berasal dari setoran dividen BUMN perbankan atas peningkatan kinerja keuangan. Realisasi PNBP BLU tumbuh 13,2% yoy terutama berasal dari pendapatan jasa penyediaan barang dan jasa lainnya, pelayanan rumah sakit, layanan pendidikan, dan pendapatan pengelolaan dana.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Ikuti Kami

4,488FansSuka
6,727PengikutMengikuti
2,176PelangganBerlangganan

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img