PT XL AXIATA Tbk (EXCL) telah menyerap 80% dari total anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang dialokasikan sebesar Rp 8 triliun untuk tahun 2024 hingga kuartal III. Hal ini berarti perusahaan telah menggunakan sekitar Rp 6,4 triliun sejak Januari hingga September 2024.
Director and Chief Technology Officer EXCL, I Gede Darmayusa, menjelaskan bahwa sebagian besar alokasi capex digunakan untuk memperbesar transport data, menambah core bisnis, dan meningkatkan operasional jaringan.
“Hampir semua capex di segmen radio itu kami seimbangkan dengan memperbaiki operasionalnya juga. Sehingga, efisiensi itu bisa dijaga dan dalam jangka menengah hingga panjang,” ungkapnya di Yogyakarta, Rabu (23/10).
EXCL memiliki target untuk tidak menambah biaya operasional (opex) di tahun-tahun mendatang meskipun perusahaan berencana melakukan ekspansi, termasuk penambahan menara BTS. “Ini memang jadi tantangan. Namun, dengan inovasi EXCL di teknologi artificial intelligence (AI), diharapkan target perusahaan bisa tercapai,” tambah President Director dan CEO EXCL, Dian Siswarini.
Penggunaan AI bukan hanya mengikuti tren, tetapi juga merupakan strategi transformasi untuk memperbaiki kinerja EXCL. Direktur & Chief Enterprise Business and Corporate Affairs Officer EXCL, Yessie D. Yosetya, menyebutkan bahwa perusahaan telah menggunakan AI sejak tahun 2020.
“Dari tahun 2020 itu banyak perangkat dan compute power yang kami gunakan. Dengan sejumlah kasus-kasus di lapangan, perangkat dan compute power yang dampaknya kurang bagus, kami eliminasi,” ujarnya.
Menurut Yessie, raihan EBITDA EXCL di semester I-2024 bisa mencapai sekitar Rp 1 triliun berkat optimalisasi operasional dengan bantuan AI. “Optimalisasi biaya operasional bisa mencapai 20%-25%,” imbuhnya. Meskipun demikian, dampak penggunaan AI terhadap pendapatan EXCL masih dalam tahap menengah hingga panjang. “Penggunaan AI baru bisa berdampak ke pendapatan dalam jangka waktu menengah hingga panjang,” tutup Dian.
Dengan strategi ini, XL Axiata berharap dapat mencapai efisiensi operasional yang lebih baik dan tetap bersaing di industri telekomunikasi.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News