BRI FINANCE menargetkan total pembiayaan mencapai Rp 3 triliun hingga akhir tahun ini. Hingga September 2024, perusahaan pembiayaan ini mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 14% secara year on year (YoY) di sektor modal kerja dan pembiayaan investasi.
Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, menjelaskan bahwa portofolio pembiayaan perusahaan didominasi oleh pembiayaan komersial, yang mencakup 20% dari total pembiayaan. “Sementara untuk sisanya, yakni 80%, adalah pembiayaan konsumtif, antara lain seperti pembiayaan kendaraan baru dan bekas,” ungkap Wahyudi dikutip dari kontan, Rabu (23/10).
Namun, Wahyudi juga mencatat bahwa penurunan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah menjadi tantangan bagi BRI Finance, karena target pasar perusahaan didominasi oleh kalangan ini. Untuk mengatasi tantangan tersebut, BRI Finance menerapkan berbagai strategi, termasuk memanfaatkan ekosistem besar di bawah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
“Dengan adanya tantangan tersebut, kami melakukan sejumlah strategi agar perusahaan tetap tumbuh. Sekarang kami sedang masuk ke market BRI, karena market dan ekosistemnya sangat besar, sehingga kami bisa melayani nasabah-nasabah BRI yang jumlahnya sangat besar,” jelasnya.
Meskipun industri otomotif sedang lesu, Wahyudi optimis bahwa perusahaan pembiayaan dan multifinance masih memiliki potensi untuk terus tumbuh. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan per Agustus tercatat sebesar Rp 499,29 triliun, tumbuh 10,18% secara tahunan.
“Jadi memang secara umum pertumbuhan perusahaan pembiayaan juga masih sekitar 9%-10% di tahun ini, dan tahun depan,” tutup Wahyudi.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News
