InfoEkonomi.ID – Pepatah “orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin” nyatanya bukan isapan jempol belaka. Betapa tidak, tim peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) mencatat adanya ketimpangan yang semakin lebar antara kekayaan triliuner atau “crazy rich” dengan kelas menengah dan pekerja.
Dalam laporan bertajuk “Laporan Ketimpangan Ekonomi Indonesia 2024: Pesawat Jet untuk si Kaya, Sepeda untuk Si Miskin”, yang dipublikasikan pada September 2024, Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira Adhinegara, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin tidak merata. “Sejak 2020, kekayaan tiga orang terkaya di Indonesia meningkat lebih dari tiga kali lipat, sementara pertumbuhan upah pekerja hanya sebesar 15%,” ujar Bhima dalam siaran pers, Kamis (26/9).
Riset tersebut menunjukkan bahwa kekayaan tiga orang terkaya di Indonesia, yakni Budi dan Michael Hartono, Prajogo Pangestu, serta Low Tuck Kwong, melonjak hingga 174% dalam kurun waktu 2020 hingga 2023. Kekayaan mereka tercatat bertambah US$75,50 miliar atau setara Rp1.223 triliun. Sementara itu, upah pekerja Indonesia hanya naik sebesar 15,31% dalam periode yang sama.
Rerata upah pekerja pada Agustus 2020 sebesar Rp2,75 juta dan meningkat menjadi Rp3,17 juta pada Agustus 2023. Laporan Celios ini juga menyoroti peningkatan kekayaan para menteri di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, dengan akumulasi mencapai Rp14,91 triliun selama 2019-2023.
Laporan tersebut menggambarkan ketimpangan yang kian melebar, mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya menguntungkan segelintir orang, sementara mayoritas penduduk, khususnya kelas pekerja, tertinggal jauh dari segi kesejahteraan.