InfoEkonomi.IDÂ – Kementerian Pertanian Indonesia (Kementan) mengumumkan kerja sama investasi besar dengan Brasil, senilai Rp4,5 triliun, untuk pengembangan peternakan sapi perah tropis di Indonesia. Investasi ini akan mencakup pengadaan 100.000 ekor ternak sapi perah asal Brasil dan bertujuan meningkatkan produksi susu dalam negeri.
Menteri Pertanian Indonesia, Andi Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa investasi ini merupakan langkah penting untuk mendukung swasembada daging dan susu di tanah air. “Kehadiran investor asal Brasil ini dapat turut mendukung upaya kita untuk swasembada daging dan susu,” ujar Amran melalui keterangan di Jakarta, Jumat (13/9).
Penandatanganan nota kesepahaman antara PT Asiabeef Biofarma Indonesia (Asiabeef) dan Agropecuaria 31 (31 Group) menandai dimulainya kerja sama ini. Melalui investasi ini, Indonesia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein daging sapi dan susu dari dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada impor. Untuk dapat memenuhi harapan tersebut, Indonesia harus bisa mengembangkan peternakan secara masif.
“Semua investasi ini akan menciptakan lapangan kerja baru di berbagai bidang peternakan,” kata Amran.
Pertemuan bilateral antara Menteri Pertanian Indonesia, Amran Sulaiman, dan Menteri Pertanian Brasil, Carlos Favaro, membahas rencana kedatangan para pengusaha besar dari Brasil ke Indonesia untuk memperkuat sektor peternakan. Rencana ini diharapkan dapat mengarah pada kesepakatan lanjutan yang lebih konkret mengenai pembangunan peternakan di Indonesia.
Pertemuan Bilateral Indonesia-Brasil ini dilakukan langsung setelah Mentan Amran menghadiri G20 Agriculture Ministerial Meeting (AMM) di Chapada Dos Guimaraes, Brasil.
Amran mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mentransformasi sistem pertanian dan pangan secara holistik. Komitmen tersebut berbuah hasil positif.
“Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 2017, 2019, 2020, dan 2021, serta menghasilkan surplus jagung, bawang merah, kelapa sawit, ayam, dan telur dalam beberapa tahun terakhir, memenuhi kebutuhan 281 juta rakyat Indonesia,” katanya.
Langkah strategis dalam pembangunan sektor pertanian harus segera diambil karena dunia sedang menghadapi tekanan yang semakin besar dengan perkiraan populasi global yang mencapai 8,6 miliar pada tahun 2030.
“Kita harus meningkatkan produksi pangan sambil melestarikan sumber daya alam kita yang semakin menipis,” ujar Amran.
Menurutnya, Indonesia akan berstrategi dengan menekankan solusi fleksibel dan inovatif untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan, dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia, serta teknologi modern.
Amran mengajak seluruh anggota G20 untuk memajukan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan.
“Dengan bekerja sama dan berbagi praktik terbaik, kita dapat mengatasi tantangan, mendorong inklusivitas, dan membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan,” ucap Amran.