InfoEkonomi.ID – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) buka suara terkait kemungkinan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham perdana anak usahanya yakni bank digital Hibank.
Novita Widya Anggraini, Chief Financial Officer BNI, mengatakan saat ini Hibank selalu fokus memperkuat fondasinya, baik dari sisi pembiayaan maupun penyaluran kredit.
Pihaknya juga akan terus memprioritaskan pengembangan bisnis yang ditujukan pada segmen UMKM yang adil dan sehat.
“[Untuk IPO] belum, ke depan bisa ke sana, tapi yang penting fondasinya kita bangun dulu. “Pertama harus punya bukti, jadi semua kegiatan berakhir di sini,” ujarnya dalam Bisnis pekan lalu (15/8/2024).
Baca Juga :
BNI Hadirkan Promo dan Diskon Besar-Besaran untuk HUT ke-78
Menurutnya, pengembangan Hibank sedikit berbeda. Pasalnya, pemrosesan digital di BNI terbagi menjadi dua lapisan atau disebut layer. Pertama hanya di bank dan kedua di berbagai cabang.
Sementara itu, pengembangan Hibank sebagai entitas tersendiri akan menjadi mesin pertumbuhan BNI di segmen UKM atau UMKM yang dinilai memiliki potensi besar di Tanah Air. “Sedangkan kalau kita tidak serap [potensi UMKM] melalui digital maka kurang optimal. Kalau kita kembangkan di rumah induk, rumah induk sudah sangat terbebani dengan transformasi digital,” ujarnya.
Dalam hal ini, kalau BNI mengembangkan digitalisasi dan transformasi langsung di perusahaan induk, mungkin akan terjadi tumpang tindih yang bisa membuat pengembangan digital menjadi kurang maksimal. “Jadi beda aset, beda prioritas, tapi Hibank terus kita kembangkan ke arah UMKM,” jelasnya.
Sebelumnya, bank digital besutan BNI ini benar-benar memperluas ekosistemnya dalam menghadapi ketatnya persaingan sektor perbankan digital tanah air. Oleh karena itu, Hibank akan melibatkan ekosistem digital dalam e-commerce atau e-commerce menuju financial technology (fintech).
Baca Juga :
Saat itu, Ditto Prabowo Widigdo, Head of Digital Product Hibank, mengatakan Hibank merupakan bank digital baru. Sebelumnya Hibank bernama Bank Mayora. Belakangan, BNI resmi mengakuisisi Bank Mayora pada 18 Mei 2021 dan selanjutnya bertransformasi menjadi bank digital. Tahun lalu, Bank Mayora berganti nama menjadi Hibank.
“Saat ini Hibank sedang fokus menciptakan produk-produk yang relevan dengan visi dan misi kami sebagai bank digital dan komunitas bagi UMKM,” kata Ditto saat peluncuran laporan survei Barometer Usaha Kecil, Kamis (27/6/2024).
Sedangkan pada kuartal I 2024, Hibank mencatatkan laba bersih sebesar Rp 28,27 miliar, turun 48,09% secara tahunan (year-on-year) dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya. tahun lalu. 54,46 miliar dolar.
Namun di sisi intermediasi, Hibank menyalurkan pinjaman sebesar Rp7,21 triliun pada kuartal I 2024, naik 71,68% year-on-year dari sebelumnya Rp4,2 triliun. Aset bank juga meningkat 30,15 persen year-on-year menjadi Rp15,14 triliun dari sebelumnya Rp11,63 triliun.
Dari sisi pembiayaan, Hibank menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 9,84 triliun pada kuartal I 2024, meningkat 42,33% year-on-year. Dana gratis yang juga dikenal dengan Current Account Saving Account (CASA) juga tumbuh sebesar 84,53% year-on-year menjadi Rp 3,78 triliun pada Maret 2024.