InfoEkonomi.ID – PT Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD Bali) melaporkan adanya pertumbuhan positif di sepanjang tahun 2023. Tercatat, laba bersih BPD Bali mencapai Rp738 miliar tumbuh 22,32% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp604 miliar.
Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma menerangkan, perolehan laba disokong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) mencapai Rp2,24 triliun. NII meningkat 29% jika dibandingkan 2022 yang sebesar Rp1,73 triliun.
Pendapatan bunga ini didukung dengan kredit perusahaan yang masih tumbuh positif 5,4% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2023 menjadi Rp21,1 triliun. Pada tahun sebelumnya, BPD Bali mencatat kredit Rp20 triliun.
“Komposisi penyaluran kredit didominasi kredit produktif mencapai 54,34% dari total portofolio kredit pada 2023,” kata I Nyoman di Denpasar pada Senin (29/1/2024) seperti dilansir dari Investor.id.
Dia menjelaskan, penyaluran kredit produktif itu meningkat dibandingkan komposisi tahun 2022 sebesar 52,52%. Adapun sebanyak Rp 10,2 triliun merupakan kredit yang diserap sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau 48,54%.
Dengan demikian, bank milik pemerintah daerah Bali tersebut telah menyalurkan kredit UMKM di atas syarat minimal Bank Indonesia (BI) sebesar 25%. Salah satunya turut digenjot dari tercapainya target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang sebesar Rp1,73 triliun.
Selain hasil dari bisnis intermediasi, BPD Bali juga mencatat pendapatan berbasis biaya (fee based income/FBI) mencapai Rp114 miliar atau naik 10,83% jika dibandingkan 2022 yang mencapai Rp102 miliar. Sedangkan pendapatan lainnya mengalami pertumbuhan sampai 55,65% menjadi Rp68 miliar.
BPD Bali menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) selama 2023 mencapai Rp27,9 triliun atau naik 5,65% (yoy). Mayoritas penghimpunan merupakan dana murah dalam bentuk giro dan tabungan (current account saving account/CASA) yang mencakup 71,48% atau dengan nominal hampir Rp 20 triliun, yang naik 23,40% (yoy).
Selanjutnya, tren kinerja positif itu mendorong aset BPD Bali meningkat sebesar 6,69% dari Rp32,1 triliun pada 2022 menjadi Rp34,3 triliun di akhir 2023. Perusahaan juga berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sebesar 1,29%.
Adapun modal inti yang didukung penyertaan modal oleh pemegang saham yakni pemerintah daerah di Bali hingga Desember 2023 mencapai Rp3,87 triliun. Maka, BPD Bali telah memenuhi ketentuan modal minimum BPD sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.