Jumat, April 18, 2025

Indonesia Jajaki Impor Minyak Mentah dari Rusia, Bahas Juga Energi Nuklir

Pemerintah Indonesia tengah membuka peluang kerja sama strategis dengan Rusia, salah satunya melalui rencana impor minyak mentah (crude oil). Langkah ini merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral dan memperluas kerja sama ekonomi antar kedua negara.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia akan mengeksplorasi semua potensi kerja sama bilateral yang saling menguntungkan, termasuk di sektor energi.

- Advertisement -

“Ya kita semua potensi kerja sama ya kita explore, ini kan bukan perjanjian kerja sama kontrak segala macam, ini kan antar pemerintah dan pemerintah kita explore,” kata Dadan usai Pertemuan Sidang Komisi Bersama ke-13 RI-Rusia di Kemenko Perekonomian, Selasa (15/4).

Selain sektor minyak dan gas (migas), pemerintah juga menjajaki kemungkinan kerja sama di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT), terutama dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

- Advertisement -

“Ini ada dua, migas dan EBT (pembangkit) listrik, ya terutama nuklir kan,” jelasnya.

Rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir ini bukan hal baru. Menurut Dadan, Indonesia telah lama membahas kerja sama di bidang ini, tidak hanya dengan Rusia, tetapi juga dengan negara-negara lain seperti Ukraina.

Dadan menyebutkan kerja sama pembangunan pembangkit listrik sudah direncanakan sejak lama dengan Kyiv dan negara lainnya. Rencana ini pun disambut baik.

“Ya ini tapi kan dari dulu sudah (dibahas kerja sama pembangkit nuklir), kalau nuklir ke PLTN ya Rusia kan semangat,” jelasnya.

- Advertisement -

Dalam mendukung transisi energi dan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris (Paris Agreement), pemerintah saat ini tengah menyusun regulasi untuk mendorong penggunaan energi bersih, termasuk pengembangan PLTN.

“Kalau nuklir kan panjang tapi kan ini keputusannya sangat, bukan lama ya tapi kita harus sangat komprehensif mempertimbangkan, termasuk aspek regulasinya,” pungkas Dadan.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi, turut menambahkan bahwa pembahasan kerja sama energi dengan Rusia sudah berlangsung cukup lama. Namun saat ini, kedua negara masih dalam tahap penjajakan awal.

“Ini hanya hasil pembahasan panjang, jadi belum, tidak ada hal yang spesifik. Kita hanya memperluas hubungan kerjasama saja sama mereka dan ini bagian dari proses yang sudah disiapkan sejak lama,” pungkasnya.

Penjajakan impor minyak mentah dari Rusia serta rencana pengembangan energi nuklir merupakan langkah strategis pemerintah dalam mengamankan pasokan energi nasional dan mendukung transisi energi hijau. Meski belum ada keputusan final, kerja sama ini menjadi bagian penting dalam memperkuat hubungan Indonesia-Rusia di masa depan.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Ikuti Kami

4,488FansSuka
6,727PengikutMengikuti
2,176PelangganBerlangganan

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img