PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) menilai bahwa kebijakan efisiensi anggaran pemerintah berpotensi mempengaruhi pembiayaan alat berat yang dilakukan oleh perusahaan multifinance.
Menurut Niko Kurniawan, Direktur Sales, Service & Distribution Adira Finance, segmen pembiayaan alat berat di Adira masih tergolong baru, dengan operasional yang baru berjalan sekitar 1,5 tahun. Sepanjang 2024, Adira Finance telah menyalurkan pembiayaan alat berat senilai Rp977 miliar, yang berkontribusi 3% dari total pembiayaan baru perusahaan yang mencapai Rp36,6 triliun.
“Jelas ada pengaruhnya (dari efisiensi anggaran pemerintah), tapi selama pelanggan kami mampu, kami tetap akan memberikan pembiayaan. Mungkin kuenya menurun, tapi tetap ada, dan kami akan mencari peluang pembiayaan yang masih memungkinkan,” ujar Niko saat ditemui di JIExpo, Jakarta, Kamis (13 Februari 2025).
Baca Juga:Â Adira Finance Siap Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo Mei 2025
Target Pertumbuhan Pembiayaan Alat Berat di 2025
Meski menghadapi tantangan akibat pemangkasan anggaran, Adira Finance tetap optimistis pembiayaan alat berat bisa tumbuh tahun ini. Secara keseluruhan, perusahaan menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 10-15% pada 2025.
“Saat ini portofolio pembiayaan alat berat masih kecil, tetapi kami tetap menargetkan pertumbuhan. Dengan pasar alat berat yang begitu besar, kami berharap bisa terus berkembang. Namun, kami akan tetap selektif dalam menyalurkan pembiayaan,” jelas Niko.
Pada 2024, komposisi pembiayaan Adira Finance didominasi oleh sektor otomotif (73%), sementara 27% lainnya berasal dari segmen non-otomotif, termasuk alat berat.
Sementara itu, Harry Latif, Chief of Business & Portfolio Officer Adira Finance, memperkirakan bahwa komposisi portofolio pembiayaan tidak akan mengalami perubahan signifikan pada 2025.
“Kami ingin mengembangkan lebih banyak pembiayaan di luar otomotif, seperti dana tunai dan lainnya. Namun, kontribusinya kemungkinan masih berada di kisaran 25-30%, mirip dengan tahun sebelumnya,” ujar Harry.
Efisiensi Anggaran Pemerintah dan Dampaknya pada Sektor Alat Berat
Seiring dengan efisiensi anggaran, pemerintah mengurangi alokasi dana untuk berbagai proyek pembangunan. Salah satu dampaknya terlihat pada anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) yang dipangkas sekitar Rp81 triliun pada tahun ini.
Akibatnya, sejumlah proyek infrastruktur strategis seperti pembangunan jalan, bendungan, irigasi, dan gedung mengalami kendala, yang pada akhirnya turut memengaruhi permintaan terhadap alat berat.
Meskipun demikian, Adira Finance tetap berupaya menjaga pertumbuhan bisnisnya dengan strategi selektif dalam menyalurkan pembiayaan alat berat, sambil memperluas portofolio di luar sektor otomotif.
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News