PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan sejumlah kontrak alat utama sistem senjata (alutsista) bagi TNI sesuai jadwal. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mendorong percepatan pengerjaan proyek-proyek ini untuk memperkuat militer Indonesia.
“Beliau (Menhan) akan berupaya mendorong percepatan efektif kontrak-kontrak yang sebelumnya telah diperoleh PTDI dan meminta agar PTDI betul-betul siap dalam menjalankan kontraknya, baik dari kesiapan SDM maupun sistemnya,” kata Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan saat menerima kunjungan rombongan Mehan ke PTDI Bandung sebagaimana siaran pers resmi PTDI, yang diterima di Jakarta, Kamis (9/1).
PTDI saat ini sedang mengerjakan beberapa proyek strategis, termasuk pesawat CN235-220 Military Transport untuk TNI AL dan pesawat NC212i untuk TNI AU. Dalam kunjungannya, Menhan Sjafrie meninjau proses pembuatan enam pesawat yang akan memperkuat jajaran TNI.
Menhan Sjafrie dalam kunjungannya juga sempat melihat proses pembuatan enam pesawat TNI yang akan digunakan oleh jajaran Kemhan dan TNI AD.
Tidak hanya membuat pesanan alutsista TNI, Gita mengatakan pihaknya juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan start-up seperti PT Vela Prima Nusantara (Vela) dan PT Intercrus Aero Indonesia (Intercrus) dalam mengembangkan moda transportasi masa depan, yaitu pesawat terbang e-VTOL berbasis Advanced Air Mobility (AAM).
Upaya ini merupakan bentuk inisiatif dari PTDI dalam rangka memperkuat peranan industri pertahanan tanah air dalam memajukan bangsa.
Sjafrie sendiri, kata Gita, mengapresiasi langkah kolaborasi tersebut. Gita berharap kunjungan Menhan ke tempatnya kali ini dapat memompa semangat PTDI untuk berperan dalam penguatan sistem pertahanan Indonesia.
“Kunjungan Menhan Sjafrie ke PTDI diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara Pemerintah dan industri pertahanan dalam mewujudkan kemandirian pertahanan Indonesia,” tambah Gita.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News