Sabtu, Februari 15, 2025
spot_img

Produksi Padi Indonesia Diprediksi Naik 50% pada Januari-Maret 2025

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan prediksi kenaikan produksi padi yang signifikan pada triwulan pertama tahun 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi diperkirakan akan meningkat hingga 50% pada periode Januari-Maret 2025.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (30/1/2025), Amran menyampaikan, pada Januari 2025 produksi padi diprediksi naik sebesar 50% dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu, pada Februari diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 49%, dan pada Maret 2025 diprediksi melonjak 51%.

- Advertisement -

“Tiga bulan berturut-turut, moga-moga di April juga baik. Itu angka sementara,” ujar Amran dalam jumpa pers di kantor Kementan, Jakarta, Kamis (30/1).

Kenaikan produksi padi ini diharapkan dapat berdampak pada penurunan harga beras di pasar. Berdasarkan pantauan lapangan, harga gabah di 70% provinsi di Indonesia saat ini berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.

- Advertisement -

“Harga beras, masih ingat, average di Januari, Februari tahun 2024, masih ingat, itu bahkan antri membeli beras dan di kala waktu itu, harga rata-rata Rp15.000 lebih, sekarang Rp12.000 lebih. Jadi sudah dua fakta lapangan menunjukkan bahwa linier angka BPS yang diberikan,” kata Amran.

Amran juga mengungkapkan bahwa kolaborasi yang terjalin antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan BPS semakin memperkuat ketepatan data pertanian di Indonesia. Kedua lembaga ini baru saja menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menguatkan pengelolaan data pertanian, di mana semua data pertanian kini akan dikeluarkan oleh BPS.

“Alhamdulillah kita sudah sepakat bahwa kita satu pintu, yaitu datanya dari BPS, sehingga tidak menciptakan polemik di publik. Karena kalau kita membuat data sendiri, mengambil data sendiri, bisa jadi subjektivitasnya tinggi dan ada kepentingan dan seterusnya di sana,” ucapnya.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, kolaborasi antara BPS dan Kementan merupakan sebuah momen penting untuk mendukung perumusan kebijakan pembangunan, khususnya di bidang pertanian.

- Advertisement -

“Karena dalam hal ini Badan Pusat Statistik sesuai tupoksinya adalah menghasilkan data statistik untuk bisa digunakan dan dimanfaatkan dalam rangka mendukung perumusan kebijakan pembangunan, salah satunya adalah statistik pertanian,” kata Amalia.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Ikuti Kami

4,488FansSuka
6,727PengikutMengikuti
2,176PelangganBerlangganan

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img