Bank DBS Indonesia resmi menyalurkan pinjaman senilai Rp250 miliar kepada Chickin Indonesia, sebuah perusahaan agritech yang menyediakan solusi terintegrasi untuk peternak ayam broiler. Langkah ini merupakan wujud komitmen Bank DBS dalam mendukung pertumbuhan sektor agribisnis di Indonesia.
Natalia Y. Ratulang, Executive Director, Head of Mid Cap, Institutional Banking Group di PT Bank DBS Indonesia, menjelaskan bahwa segmen mid-cap memiliki prospek cerah dengan peluang yang terus berkembang.
“Kami yakin kolaborasi ini akan mendorong kemajuan teknologi pertanian, meningkatkan kesejahteraan peternak lokal, serta berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia,” ujar Natalia.
Sebagai perusahaan yang merevolusi industri peternakan ayam di Indonesia, Chickin menghadirkan inovasi yang berpotensi memberikan dampak besar terhadap keberlanjutan dan efisiensi di sektor agribisnis.
Menurutnya, peternakan adalah salah satu subsektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Selain itu, peningkatan ketersediaan produk peternakan, khususnya ayam broiler sebagai sumber protein, dapat membantu memperbaiki status gizi masyarakat.
Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Pendanaan ini diharapkan dapat mendukung agenda pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan bagi 270,2 juta penduduk Indonesia.
Chickin Indonesia, yang berdiri sejak 2020, berfokus pada pemberdayaan peternak melalui skema kemitraan dengan menyediakan sarana produksi berkualitas seperti DOC, pakan, dan obat serta vaksin kimia (OVK).
Selain itu, Chickin juga membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas ternak melalui pendampingan rutin dan beragam teknologi peternak. Teknologi yang diterapkan mencakup perangkat lunak (software) berbasis komputasi awan (cloud) untuk membantu peternak mengelola budidaya secara efektif melalui dashboard monitoring, transparansi pengawasan ternak, alat manajemen kandang, serta perangkat keras berbasis internet of things (IoT) untuk mengoptimalkan rasio konversi pakan atau feed conversion ratio (FCR).
Terakhir dari sisi hilir (downstream), Chickin mengolah ayam hidup menjadi daging ayam potong dan mendistribusikannya ke berbagai perusahaan di berbagai sektor bisnis, termasuk hotel, restoran, jasa katering, hingga industri pengolahan makanan.
Dengan standar pengolahan yang ketat, Chickin telah dipercaya menjadi supplier ayam di lebih 200 perusahaan di berbagai kota di Indonesia.
Chickin tetap berkomitmen untuk memastikan setiap produk yang didistribusikan tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan, namun juga mendukung keamanan pangan yang berkelanjutan.
Dana tersebut akan digunakan oleh Chickin sebagai modal kerja untuk mendorong operasional bisnis agar dapat menerapkan peternakan ayam berkelanjutan dan mampu menyediakan kebutuhan pangan berkualitas tinggi yang terjangkau untuk masyarakat luas.
“Dukungan ini memungkinkan kami untuk menyediakan modal kerja untuk peternak berskala kecil, memastikan praktik peternakan yang lebih ramah lingkungan melalui penggunaan teknologi sehingga dapat meningkakan produktivitas peternak, serta mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia,” ungkap Co-Founder dan Chief Executive Officer Chickin, Tubagus Syailendra W.
Pinjaman kepada Chickin ini merupakan salah satu bentuk komitmen Bank DBS Indonesia untuk menjadi mitra perbankan tepercaya bagi perusahaan berskala mid-cap yang terus bertumbuh dan melakukan ekspansi bisnis.
Sebelumnya, Bank DBS Indonesia memberikan pinjaman kepada berbagai perusahaan mid-cap, termasuk mereka yang bergerak di industri manufaktur, bisnis konsumen dan lainnya.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News