Indonesia mendapat dukungan pinjaman sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp7,95 triliun dari Asian Development Bank (ADB). Pinjaman ini bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, dengan fokus utama pada akses layanan keuangan bagi kelompok rentan, seperti UMKM, perempuan, kaum muda, dan masyarakat di daerah pedesaan.
Pinjaman ini merupakan bagian dari subprogram ketiga dari Program Promosi Inklusi Keuangan Inovatif yang mendukung reformasi sektor keuangan di Indonesia menuju sistem yang lebih inklusif. Adapun program ini berfokus pada tiga bidang reformasi penting.
Rinciannya adalah penyempurnaan infrastruktur inklusi keuangan, peningkatan akses layanan keuangan bagi kelompok marjinal, dan memperkuat kerangka perlindungan konsumen dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi keuangan.
Dengan dukungan makroekonomi yang kuat dan kerangka kebijakan stabilitas keuangan, inklusi keuangan akan makin berkembang, termasuk di kawasan terpencil,
Menurut Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, ADB sangat mendukung komitmen Indonesia untuk memperluas inklusi keuangan, dengan memanfaatkan teknologi digital serta memberikan dukungan yang tepat untuk kelompok rentan.
“ADB bangga mendukung komitmen Indonesia dalam meningkatkan inklusi keuangan melalui program ini. Melalui kombinasi inovasi digital dengan dukungan yang tepat sasaran bagi kelompok rentan, inisiatif ini akan membantu menciptakan sektor keuangan yang lebih tangguh dan inklusif. ADB berkomitmen mendukung Indonesia dalam upaya mencapai akses keuangan universal,” katanya.
Program ini membantu memajukan inklusi keuangan di Indonesia melalui sejumlah inisiatif penting seperti memperluas ekosistem keuangan digital, melaksanakan Blueprint Sistem Pembayaran Bank Indonesia 2025, akses keuangan daerah, mendukung UMKM di kawasan timur Indonesia, termasuk kewirausahaan kaum muda, serta transformasi digital akses keuangan bagi perempuan.
Melanjutkan dukungan ADB sejak 2020, subprogram ketiga mengatasi sejumlah tantangan baru, termasuk dampak perubahan iklim terhadap populasi yang terpinggirkan demi meningkatkan kesehatan dan ketangguhan keuangan populasi tersebut.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 69 anggota-49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News