Indonesia telah melaksanakan impor beras sepanjang tahun 2024 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan data dari Perum Bulog, total impor beras yang terealisasi mencapai 2.928.326 ton hingga awal November 2024.
Direktur Utama Bulog, Wahyu Suparyon, menjelaskan bahwa beras yang diimpor berasal dari berbagai negara melalui proses tender untuk memastikan pasokan yang cukup.
“Impor beras sampai hari ini realisasinya 2.928.326 ton kami ambil dari berbagai negara dan melalui proses tender,” kata Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyon dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (5/11/2024).
Baca juga:Â BPS: Produksi Beras Indonesia Terancam Turun Drastis di 2024
Impor beras Indonesia pada 2024 berasal dari sejumlah negara, dengan sebagian besar pengadaan berasal dari kawasan ASEAN. Tercatat, Indonesia mengimpor beras dari Thailand sebesar 1,04 juta ton, Vietnam sebesar 1,02 juta ton, dan Myanmar sebanyak 451 ribu ton. Selain itu, Indonesia juga mengimpor beras dari negara di luar ASEAN, yaitu Pakistan, dengan total 388 ribu ton.
Selain mengimpor, Bulog juga berperan dalam menyerap gabah dari petani lokal. Namun, jumlah gabah yang diserap masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan impor. Hingga 1 November 2024, Bulog telah menyerap 1.128.730 ton gabah beras dalam negeri, yang setara dengan jumlah beras yang lebih sedikit.
“Sampai dengan 1 November 2024 untuk pengadaan gabah beras dalam negeri telah direalisasikan sebesar 1.128.730 ton setara beras,” ujar Wahyu.
Bulog sudah menyerap Gabah Kering Panen (GKP) lewat Sentra Penggilingan Padi (SPP), rinciannya sebanyak 58.681 ribu ton gabah dan 54.968 ton beras.
“Penyerapan gabah kering yang dilaksanakan oleh unit bisnis industri masing-masing sebesar 58 ribu ton untuk gabah dan 54.968 ribu ton untuk beras. Ada beras asalan yang kita olah kembali untuk menjadi beras yang lebih baik,” sebut Wahyu.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News