Sabtu, Januari 18, 2025
spot_img

BI Rate Tetap 6% di November 2024, Ini Alasannya!

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 19—20 November 2024. Keputusan ini diambil guna menjaga inflasi tetap terkendali dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 19 dan 20 November 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6%,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (20/11/2024).

- Advertisement -

Selain BI Rate, BI juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility di level 5,25% dan Lending Facility di 6,75%. Perry menegaskan langkah ini konsisten dengan kebijakan moneter yang diarahkan untuk mengendalikan inflasi dalam target 2,5±1% pada 2024 dan 2025.

Perry menyebutkan bahwa kebijakan moneter saat ini fokus pada stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, termasuk dampak perubahan politik di Amerika Serikat.

- Advertisement -

“Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di Amerika Serikat,” ujar Perry.

Ke depan, BI akan terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah, prospek inflasi, serta perkembangan data ekonomi lainnya untuk menilai ruang penurunan suku bunga lebih lanjut.

Sebelum pengumuman ini, survei Bloomberg terhadap 36 ekonom menunjukkan mayoritas memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6%. Namun, sekitar 25% ekonom berharap ada penurunan 25 basis poin menjadi 5,75% demi mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memproyeksikan Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuan atau BI Rate tetap di angka 6% demi menjaga stabilitas nilai tukar. Terlebih, arah kebijakan Amerika Serikat (AS) usai terpilihnya Donald Trump menjadi presiden pengganti Joe Biden—penuh ketidakpastian.

- Advertisement -

“BI Rate flat karena tekanan terhadap rupiah dan ketidakpastian arah kebijakan AS dapat menimbulkan inflasi AS dan mendorong penguatan dolar AS,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (19/11/2024).

Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang menilai bahwa menjelang akhir tahun, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1% sudah dipangkas dari target awal 5,2%—terancam tidak tercapai karena realisasi sepanjang tahun berjalan hingga kuartal III/2024 di angka 5,03%.

“Melihat posisi cadangan devisa yang cukup banyak dan perkiraan ada potensi Fed rate cut setidaknya sekali lagi pada Desember 2024 nanti. Jadi ini waktu yang tepat untuk BI [menurunkan BI Rate],” ujarnya, Selasa (19/11/2024).

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Ikuti Kami

4,488FansSuka
6,727PengikutMengikuti
2,176PelangganBerlangganan

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img