InfoEkonomi.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap maraknya modus penipuan dan investasi bodong yang beredar, terutama yang berkedok investasi. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (PEPK) OJK, Friderica Widyasari Dewi, atau akrab disapa Kiki, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers RDK OJK pada Selasa, 1 Oktober 2024.
Mengutip cnbcindonesia.com, Kiki menjelaskan bahwa penipuan kini semakin beragam dan terus berevolusi. Selain penipuan klasik seperti undian berhadiah, muncul pula modus baru yang memanfaatkan masalah sosial, seperti menawarkan pekerjaan paruh waktu kepada korban yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Penipu biasanya menawarkan pekerjaan yang terlihat mudah dengan imbalan tinggi, namun kemudian meminta korban untuk melakukan top up agar bisa mendapatkan keuntungan lebih besar.
“Kami sering melihat penipuan yang menawarkan pekerjaan sederhana, seperti memberi komentar atau menyukai konten di media sosial dengan imbalan awal. Namun, ketika korban sudah terlanjur percaya dan melakukan top up, dana mereka akan digelapkan oleh penipu,” ujar Kiki.
Baca juga:Â OJK Beri Sanksi Jiwasraya Restrukturisasi Polis Senilai Rp37,97 Triliun
Selain itu, Kiki juga menyoroti modus investasi bodong yang muncul terkait dengan tren penyewaan server AI. Banyak masyarakat yang tertarik dengan potensi bisnis AI, namun akhirnya terjebak dalam investasi yang tidak jelas dan kehilangan uang mereka. “Orang-orang bersemangat untuk berinvestasi dalam teknologi baru, tetapi mereka tidak menyadari bahwa ini adalah penipuan,” tambahnya.
Melihat kondisi ini, OJK mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan melakukan pengecekan sebelum terlibat dalam investasi atau pekerjaan yang menawarkan imbalan yang terlalu menggiurkan. Masyarakat diminta untuk tidak mudah terbuai oleh tawaran yang tampak terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
