Sabtu, November 1, 2025
spot_img

Investor Ritel Tetap Tertarik SBN Meski Suku Bunga Turun

BNI Sekuritas memprediksi bahwa minat investor ritel terhadap Surat Berharga Negara (SBN) akan tetap stabil, meskipun ada proyeksi penurunan suku bunga acuan yang diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan. Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe, menyatakan bahwa permintaan dari sektor ritel terhadap SBN kemungkinan besar akan tetap kuat.

“Kalau secara demand (permintaan) kemungkinan besar masih akan ada,” kata Amir dalam BNI Sekuritas Media Session bertajuk “Prospek Pasar Obligasi 2024-2025” di Jakarta, Selasa (22/10).

- Advertisement -

Amir menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menjadi perhatian investor ritel dalam memilih SBN adalah besaran kupon atau imbal hasilnya. Ia menilai bahwa kupon SBN ritel akan mengikuti perubahan kondisi ekonomi.

“Apabila tren penurunan suku bunga terus berlanjut, imbal hasil SBN ritel kedepannya diperkirakan tidak akan setinggi yang ditawarkan saat ini,” tambahnya. Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa SBN tetap merupakan instrumen investasi yang berisiko rendah karena dijamin oleh undang-undang.

- Advertisement -

Amir juga mencatat bahwa kesadaran masyarakat Indonesia terhadap berbagai jenis investasi di pasar modal semakin meningkat pasca-pandemi COVID-19. Masyarakat kini semakin memahami bahwa investasi di pasar modal tidak hanya terbatas pada saham.

“Dengan semakin banyaknya pilihan instrumen investasi, para nasabah kini dapat menyusun portofolio yang lebih beragam dan komprehensif,” ujarnya.

Kepemilikan asing terhadap SBN tercatat mencapai Rp 885,6 triliun per 15 Oktober 2024, meningkat dari Rp 870,6 triliun pada September 2024. Amir menekankan bahwa faktor penentu lain yang harus diperhatikan adalah suku bunga obligasi yang ditawarkan, yang terlihat dari indikator real yield differential atau selisih imbal hasil.

“Berdasarkan data per 18 Oktober 2024, selisih imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tercatat di angka 3,14%, tertinggi di antara negara-negara tetangga,” jelasnya. Sebagai perbandingan, real yield differential Filipina berada di 2,16% dan Malaysia hanya sebesar 0,28%.

- Advertisement -

Pada akhir September lalu, pemerintah meluncurkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI026, yang ditujukan bagi individu atau perseorangan warga negara Indonesia. ORI026 menawarkan dua pilihan tenor atau jangka waktu, yaitu tiga tahun dan enam tahun, dengan kupon atau imbal hasil yang bersifat tetap (fixed rate) hingga jatuh tempo.

Investor akan menerima pembayaran kupon setiap bulan yang langsung ditransfer ke rekening mereka. Dengan semua faktor ini, BNI Sekuritas percaya bahwa minat terhadap SBN dari investor ritel akan tetap terjaga di tengah perubahan suku bunga.

 

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

 

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img