Selasa, April 22, 2025

Tiga Terobosan Strategi Pengendalian Polusi Udara di Indonesia

InfoEkonomi.ID – Dalam sebuah diskusi berjudul “Aksi Kolektif untuk Mengatasi Polusi Udara” yang diadakan oleh Systemiq dan Bicara Udara pada hari kedua Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, para pakar terkemuka berbagi sejumlah rekomendasi penting. Pembicara seperti Tanushree Ganguly, Direktur Air Quality Life Index (AQLI) dari Energy Policy Institute, University of Chicago; Dr. M. Rami Alfarra, Principal Scientist di Qatar Environment and Energy Research Institute (QEERI) di Hamad Bin Khalifa University; Karma Yangzom, Principal Environment Specialist di Asian Development Bank; dan Ellen C. Schmitt, Fellow Kebijakan Kualitas Udara Kedutaan Besar AS, menyampaikan berbagai pandangan yang relevan untuk mengatasi krisis polusi udara di Indonesia.

Polusi udara bukan hanya ancaman bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga memberikan dampak buruk terhadap kualitas hidup dan ekonomi nasional. Menurut sebuah studi dari ITB, IIASA, dan Kementerian Kesehatan, tanpa adanya intervensi lebih lanjut, biaya kesehatan yang terkait dengan polusi udara dapat mencapai 1,6% dari PDB Indonesia, atau sekitar USD 27 miliar per tahun pada 2030. Forum ini menawarkan tiga rekomendasi strategis yang dapat menjadi panduan bagi pemerintah yang akan datang dalam mengatasi masalah polusi udara.

- Advertisement -

Masyita Crystallin, Partner Systemiq dan Kepala Keuangan Berkelanjutan APAC, mengatakan, “Kerjasama yang kuat dapat mendorong perbaikan kualitas udara di Indonesia sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebagai langkah nyata, Systemiq akan merilis white paper bersama Kemenkomarves, dengan dukungan dari ClimateWorks Foundation, yang berjudul ‘Better Air, Better Indonesia: The Economic And Political Case For Urgent And Coordinated Action For Indonesia’s Clean Air’. White paper ini diharapkan menjadi pedoman bagi pemerintahan yang baru dalam merumuskan kebijakan pengendalian polusi udara.”

Bicara Udara juga menekankan pentingnya integrasi data dan inventarisasi sumber emisi. Saat ini, inventarisasi sumber emisi baru terbatas di wilayah Jakarta, meskipun polusi udara melintasi batas-batas administratif, terutama di wilayah Jabodetabekpunjur (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur). Karena itu, dibutuhkan proyek percontohan untuk menginventarisasi sumber emisi di seluruh kawasan ini.

- Advertisement -

Dalam sesi diskusi kedua bertema “From Theory to Collective Action”, beberapa tokoh penting seperti Dante Saksono Harbuwono (Wakil Menteri Kesehatan), Sigit Reliantoro (Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK), Noor Arifin Muhammad (Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM), William Sabandar (Chief Operations Officer, Indonesian Business Council), dan Dirgayuza Setiawan (Editor Buku ‘Strategi Transformasi Bangsa’) menegaskan bahwa pemerintah yang baru harus memprioritaskan strategi pertumbuhan hijau, dengan fokus pada percepatan transisi kendaraan listrik serta penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Di forum ini juga diluncurkan inisiatif Jakarta Initiative for Sustainable and Intelligent Urban Mobility (JI4SIUM), yang dipimpin oleh Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, KADIN, dan 5P Global Movement, dengan dukungan dari Kemenkomarves dan Kementerian Perhubungan. Inisiatif ini mendapat dukungan dari 17 organisasi, termasuk Systemiq, yang berkomitmen merealisasikan implementasinya. Tujuan JI4SIUM adalah meningkatkan kesadaran dan memperkuat kolaborasi dalam mendorong transisi mobilitas listrik di perkotaan melalui berbagai program, termasuk penyusunan peta jalan transisi kendaraan listrik.

William Sabandar, Presiden ITS Indonesia, mengatakan, “Melalui inisiatif ini, kami berharap pada tahun 2035, setidaknya 10 kota di Indonesia telah beralih ke kendaraan listrik, dengan lebih dari 50% populasi kendaraan menggunakan teknologi ini.” Dia menambahkan, “Sektor swasta memiliki peran besar dalam aksi kolektif untuk udara bersih. Dengan berinvestasi dalam teknologi berkelanjutan dan inovatif, bisnis dapat mengurangi polusi udara sekaligus memperoleh manfaat ekonomi.”

Inisiatif JI4SIUM ini sejalan dengan visi pemerintah baru untuk mewujudkan Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan tangguh terhadap perubahan iklim. Dirgayuza Setiawan juga menekankan bahwa pengendalian polusi udara melalui langkah-langkah inovatif akan mempercepat dekarbonisasi sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih hijau.

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Ikuti Kami

4,488FansSuka
6,727PengikutMengikuti
2,176PelangganBerlangganan

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img