InfoEkonomi.ID – PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), melalui anak perusahaannya PT Forsta Kalmedic Global, berkomitmen untuk menghadirkan inovasi dalam alat kesehatan berkualitas tinggi. Langkah ini juga merupakan dukungan terhadap program pemerintah terkait ketahanan kesehatan nasional guna memperkuat kemandirian industri kesehatan dalam negeri. Setelah sukses meluncurkan benang bedah lokal tahun lalu, Forsta kini memproduksi Mobile X-ray (Elva JollyPlus 301) dan mengembangkan fasilitas produksi dialyzer (RenaCare). Forsta menjadi perusahaan pertama di Indonesia dan kedua di ASEAN yang memiliki fasilitas produksi dialyzer.
“Kalbe berkomitmen untuk terus meningkatkan akses kesehatan masyarakat melalui produksi alat kesehatan dalam negeri, seperti Mobile X-ray dan Dialyzer. Ini merupakan bagian dari upaya kami mendukung kemandirian kesehatan nasional sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), di mana sektor alat kesehatan menjadi prioritas,” ujar Irawati Setiady, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk.
Ia juga menambahkan bahwa pengembangan sektor prioritas ini akan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di industri alat kesehatan, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik dan pengadaan pemerintah. Alat kesehatan yang dikembangkan, termasuk radiologi, merupakan produk dengan teknologi menengah hingga tinggi.
Mobile X-ray adalah alat radiografi portabel yang dapat dipindahkan untuk menghasilkan gambar sinar-X di berbagai lokasi, berbeda dengan mesin sinar-X stasioner di rumah sakit. Alat ini ideal untuk digunakan di ruang ICU, ruang operasi, atau bahkan di rumah pasien.
Produk Mobile X-ray buatan Forsta telah memperoleh izin produksi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan sertifikasi Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) dari Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, alat ini juga mendapatkan sertifikasi internasional ISO 13485:2016 dari BSI Global, membuktikan kualitas manajemen mutu internasional dari produk ini.
“Kami berharap penggunaan Mobile X-ray buatan Forsta, yang sudah ada di rumah sakit pemerintah dan swasta, akan semakin luas sehingga dapat membantu layanan radiologi bagi pasien di Indonesia. Selain itu, Forsta juga berhasil membangun fasilitas produksi dialyzer, menjadikan kami yang pertama di Indonesia dan kedua di ASEAN yang memiliki fasilitas ini,” tambah Irawati.
Menurut data Indonesia Renal Registry, pada tahun 2022 terdapat 63.489 pasien aktif yang menjalani hemodialisis, dan 158.929 pasien terdeteksi dengan penyakit ginjal kronik. Dengan meningkatnya kebutuhan akan alat kesehatan untuk hemodialisis, termasuk dialyzer, pengembangan produk lokal sangat penting.
Dialyzer sendiri adalah perangkat penting dalam prosedur cuci darah bagi pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal. Data BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa cuci darah merupakan prosedur dengan biaya terbesar keempat dalam anggaran BPJS. Dengan adanya produk dialyzer lokal, diharapkan selain membantu pasien gagal ginjal, industri alat kesehatan dalam negeri juga mendapat manfaat, sehingga menggerakkan ekonomi domestik.
