InfoEkonomi.ID – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan bukan pajak (PNBP) dari pos Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) atau dividen BUMN mencapai Rp70,29 triliun hingga Agustus 2024. Angka ini mendekati target tahun 2024 sebesar Rp85,8 triliun.
Direktur Penerimaan Bukan Pajak Kementerian/Lembaga DJA, Wawan Sunarjo, mengatakan bahwa sumbangan dividen BUMN sudah mencapai hampir 82% dari target yang telah ditetapkan. “Hingga Agustus 2024, realisasi penerimaan dari KND sudah mencapai Rp70,29 triliun,” ujarnya dalam Media Gathering APBN 2025, Jumat (27/9) dikutip dari bisnis.com.
Sumbangan dari PNBP KND menyumbang 18% dari total target PNBP sebesar Rp492 triliun, dengan PNBP terbesar berasal dari penerimaan sumber daya alam (SDA) yang ditargetkan mencapai Rp207,7 triliun. Wawan menambahkan, realisasi PNBP sangat dipengaruhi oleh perkembangan harga komoditas seperti minyak mentah, CPO, serta inovasi layanan dari Kementerian dan Lembaga.
Dalam periode 2014–2023, rata-rata pertumbuhan PNBP KND mencapai 17,4%, dengan pencapaian tertinggi pada 2024 yang dipicu oleh peningkatan kinerja BUMN dan tren pemulihan ekonomi. Bank pelat merah menjadi kontributor utama dividen, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyetor Rp25,71 triliun, diikuti oleh PT Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp17,18 triliun.
Berikut daftar 5 besar sumbangan dividen BUMN terbesar per Agustus 2024:
- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) – Rp25,71 triliun
- PT Bank Mandiri (BMRI) – Rp17,18 triliun
- PT Telekomunikasi Indonesia – Rp9,21 triliun
- PT Bank Negara Indonesia (BNI) – Rp6,28 triliun
- PT Mineral Industri Indonesia – Rp4,48 triliun
Keberhasilan ini mencerminkan peran penting BUMN sebagai value creator dan agen pembangunan yang terus didorong untuk meningkatkan kinerjanya.