InfoEkonomi.ID – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menyambut baik rencana pemerintah untuk memindahkan gerbang impor ke wilayah timur Indonesia. Mereka menyatakan bahwa beberapa pelabuhan di wilayah tersebut sudah siap menerima barang-barang impor yang direncanakan.
Executive Director 4 Pelindo Regional 4 Abdul Azis mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai pembenahan, mulai dari peningkatan kinerja, digitalisasi, layanan 24/7, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM), hingga perbaikan fasilitas, sarana, dan prasarana.
Hal ini dilakukan agar aktivitas impor dan ekspor tidak lagi didominasi oleh pelabuhan-pelabuhan di wilayah barat, melainkan bisa menyebar ke wilayah timur juga.
“Sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian dengan menyeimbangkan muatan balik dari timur ke barat yang selama ini didominasi oleh wilayah barat, karena sentra produksi yang memang terkonsentrasi di sana,” ujarnya pada Senin (29/7/2024).
Ia menyebut bahwa Terminal Peti Kemas (TPK) New Makassar bisa menjadi gerbang impor utama di kawasan tersebut, terutama karena rasio keterisian lapangan peti kemas internasional di lokasi tersebut baru mencapai 4,8%. Artinya, masih banyak kapasitas untuk menampung barang-barang impor.
Melihat manfaat ekonomi dan upaya pemerataan yang dapat dihasilkan, Pelabuhan Bitung dan Pelabuhan Sorong juga dianggap bisa menjadi pintu masuk selain dari Pulau Jawa, karena kedua pelabuhan tersebut sudah dianggap siap.
Terminal Peti Kemas Bitung (TPK-Bitung) memiliki kapasitas dengan luas lahan Container Yard (CY) seluas 6-7 hektare, lima Quayside Container Crane (QCC), dan sembilan Rubber Tyred Gantry (RTG), sehingga dapat menangani arus sebesar 600.000 TEUs.
Pelabuhan konvensional Bitung juga didukung dengan kesiapan tambatan, alat produksi, lapangan penumpukan, dan gudang.
“Sementara itu, Terminal Peti Kemas Sorong (TPK-Sorong) juga siap menampung lonjakan peti kemas dan kargo yang akan masuk ke pelabuhan tersebut. Apalagi saat ini Sorong telah memiliki tambahan CY seluas 5 hektare,” jelas Azis.
Pelabuhan utama atau hub di Indonesia Timur adalah Pelabuhan Makassar, yang sejak 2016 telah menangani kegiatan ekspor dan impor, namun masih terbatas untuk wilayah Asia dengan satu operator utama yaitu Pelayaran SITC.
Dengan adanya Makassar New Port (MNP) atau TPK New Makassar yang resmi beroperasi sejak 2018, diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekspor yang lebih besar, meskipun saat ini pertumbuhannya masih berkisar 1% – 2% per tahun.
Tantangan yang dihadapi oleh Pelindo adalah bagaimana menjaga keberlanjutan pertumbuhan arus ekspor melalui Pelabuhan Makassar agar tetap stabil bahkan meningkat. Namun, hal ini memerlukan dukungan dari pemerintah setempat, terutama dalam mengkonsolidasikan komoditas ekspor khususnya dari Provinsi Sulawesi Selatan.
“Ini tentunya membutuhkan dukungan dari pemerintah setempat, terutama dalam mengkonsolidasikan komoditas ekspor, terutama untuk hasil bumi yang masih dominan melalui Pelabuhan Makassar seperti nikel, rumput laut, biji kakao, ikan beku, marmer, udang beku, plywood, biji mete, tepung terigu, dan marmer,” pungkasnya.