InfoEkonomi.IDÂ – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat peningkatan portofolio pembiayaan berkelanjutan sebesar 15% secara tahunan (YoY) menjadi total Rp59,19 triliun pada triwulan pertama 2024. Pembiayaan ini mencakup usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta kegiatan usaha berbasis lingkungan.
Menurut Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, dari total pembiayaan berkelanjutan tersebut, sebesar Rp46,62 triliun dialokasikan untuk UMKM atau Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS), sedangkan Rp12,57 triliun disalurkan untuk Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) atau green financing.
“Berkelanjutan telah menjadi salah satu fokus utama BSI sebagai bank syariah. Sudah menjadi kewajiban kami untuk menjaga lingkungan dan memberikan manfaat sosial demi masa depan BSI, bertekad menjadi pemimpin perbankan syariah berkelanjutan sekaligus berkontribusi aktif terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi saat Public Expose Sukuk Mudharabah Keberlanjutan di Jakarta yang dilansir dari ANTARA, Rabu.
Direktur Kepatuhan dan SDM BSI, Tribuana Tunggadewi, menyatakan bahwa perjalanan ESG (environmental, social, and governance) BSI dimulai sejak 2021, dengan sustainable portfolio awal terdiri dari KUBS senilai Rp39,5 triliun dan KUBL senilai Rp6,9 triliun.
“Di BSI, kegiatan usaha berbasis lingkungan itu terdiri dari eco efficient product, kemudian renewable energy, sustainable agriculture dan yang lainnya,” ujar dia.
Dewi menyebutkan, pertumbuhan UMKM BSI terhadap Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) mencapai 35,4 persen per Maret 2024. BSI juga terus mendukung UMKM Indonesia dengan mendirikan UMKM Center di Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya yang mendukung terhadap 3.185 nasabah.
Dalam aspek operasional bisnisnya, BSI memiliki komitmen untuk mendukung pencapaian target emisi nol bersih Indonesia melalui aktivitas operasional perbankannya termasuk melalui pembangunan green building di Aceh yang akan segera diresmikan.
BSI juga memasang beberapa panel surya di tiga outlet dan satu Sports Center BSI, menggunakan kendaraan listrik untuk operasional, serta menempatkan 50 mesin penukar botol plastik di beberapa tempat di mana terdapat 27,9 ton sampah botol plastik yang terkumpul dan bisa didaur ulang serta diklaim berdampak pada pengurangan jejak karbon sebesar 147,9 ton CO2.
Sebagai bagian dari komitmen perseroan terhadap aspek ESG, terbaru perseroan menerbitkan Sukuk Mudharabah Keberlanjutan tahap pertama dengan imbal hasil atau kupon yang ditawarkan antara 6,40 persen hingga 7,20 persen untuk jangka waktu satu hingga tiga tahun.
Instrumen tersebut dapat dimiliki masyarakat mulai dari Rp5 juta per unit, dengan masa penawaran awal mulai dari 15-30 Mei 2024 dan penawaran umum pada 11-12 Juni 2024.
“Sustainability sukuk BSI tahun 2024 ini akan menjadi milestone baru bagi BSI dalam pasar modal syariah. Sebelumnya beberapa milestone telah dicatat oleh BSI yaitu di tahun lalu kami melakukan penerbitan efek beragunan aset syariah berbentuk surat partisipasi (EBAS-SP), dilanjutkan dengan penerbitan Tapera Sukuk, Subordinate Sukuk, dan Cash Waqf Linked Deposit,” kata Hery.
BSI melihat pasar obligasi hijau global dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat dan membaca peluang untuk turut mengembangkan instrumen baru tersebut untuk membiayai proyek-proyek keberlanjutan melalui penerbitan Sukuk Sustainability. Di dalamnya, BSI juga akan mengatur pengelolaan dan penggunaan dana, evaluasi dan seleksi proyek serta pengelolaan hasil dan mekanisme pelaporannya.