InfoEkonomi.IDÂ –Â Di tengah ketidakpastian ekonomi global, PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) yakin produk asuransi unitlink atau produk asuransi yang dikaitkan investasi (PAYDI) memiliki porsi pertumbuhannya sendiri di 2024.
Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti mengungkapkan, ketidakpastian atau volatilitas ekononike air max 90 custom hockey jerseys black friday wig sale soccer jerseys for sale yeezy store near me sweet vibrations vibrating male stroker jordan max aura 4 cheap jordan 1 adidas yeezy boost 350 v2 dazzling blue adidas yeezy shoes college football jerseys crown skinless skin condoms adidas yeezy boost 350 turtle dove custom triathlon jersey kansas state football jerseys mi global memang memengaruhi kondisi pasar dan kinerja investasi. Dengan begitu, terdapat kemungkinan terjadi pergeseran minat masyarakat ke asuransi tradisional.
“Meski demikian, kami percaya antusiasme masyarakat terhadap penggunaan asuransi jiwa unitlink ke depannya masih akan tetap diminati,” kata dia yang dilansir dari Kompas.com, Jumat (5/1/2024).
Ia menambahkan, produk unitlink umumnya memiliki karakter yang fleksibel. Produk asuransi unitlink memungkinkan pemegang polis memilih berbagai perlindungan yang lebih lengkap.
“Hal tersebut penting untuk dipahami nasabah ketika tenaga pemasar menjelaskan kriteria produk Allianz,” imbuh dia.
Made percaya, kebutuhan dan tujuan keuangan yang dimiliki setiap orang sangat beragam. Oleh sebab itu, baik kebutuhan akan produk unitlink maupun produk tradisional di Indonesia akan tetap memiliki porsi pertumbuhannya masing-masing.
Sebelumnya, Made menerangkan kondisi volatilitas global yang diprediksi masih terjadi pada 2024 akan berimbas juga pada industri asuransi. Kondisi pasar keuangan akan memengaruhi kinerja investasi.
“Hal ini akan berimbas juga ke kinerja subdana asuransi jiwa unitlink,” tandas dia.
Sebagai informasi, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, premi industri asuransi jiwa sebesar Rp 132,04 triliun sampai kuartal III-2023. Premi unitlink berkontribusi 48,7 persen terhadap total premi industri asuransi jiwa.
Sementara, produk tradisional mendominasi 51,3 persen dari total premi. Pendapatan premi produk tradisional tercatat Rp 67,67 triliun sampai kuartal III-2023. Jumlah tersebut tumbuh 12,5 persen secara tahunan dibandingkan pendapatan premi tradisional senilai Rp 60,16 triliun.
Berbeda, premi asuransi unitlink atau produk asuransi yang dikaitkan dengan invstasi (PAYDI) justru turun 22,4 persen secara tahunan menjadi Rp 64,37 triliun sampai akhir September 2023.