InfoEkonomi.IDÂ – PT Intiland Development Tbk atau Intiland mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp3,35 triliun hingga kuartal III-2023. Catatan angka ini tumbuh sebesar 74 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp1,92 triliun.
Dalam laporan keuangan yang dikutip per 30 September 2023, perseroan mencatatkan beban pokok penjualan dan beban langsung Rp 1,93 triliun. Lebih besar dari Rp 1,16 triliun di 30 September 2022.
Sedangkan laba bruto melesat dari posisi Rp 758,49 miliar menjadi Rp 1,41 triliun per akhir September tahun ini. Laba usahanya mencapai Rp 1,17 triliun, lebih besar ketimbang Rp 485,50 miliar pada 9 bulan 2022.
Intiland (DILD) meraup laba tahun berjalan sebesar Rp 638,67 miliar. Berputar dari posisi rugi periode berjalan Rp 99,52 miliar per akhir kuartal ketiga tahun lalu.
Per 30 September 2023, jumlah laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 99,80 miliar. Di periode sama tahun lalu, Intiland membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 91,20 miliar.
Tercatat laba per saham dasar Rp 9,63 per akhir kuartal III-2023. Di periode yang sama tahun lalu angkanya rugi per saham dasar Rp 8,80.
Per akhir September tahun ini, total aset perseroan Rp 14,69 triliun, liabilitas Rp 8,32 triliun, dan ekuitas Rp 6,36 triliun.
Investor kawakan Lo Kheng Hong tercatat memiliki 686.416.700 saham DILD atau 6,62% per akhir September tahun ini. Pada perdagangan 30 Oktober, saham DILD diparkir di Rp 186 atau turun 2,62%. Dalam tiga bulan terakhir saham ini jatuh 20,51%, dilansir dari investor.id