InfoEkonomi.ID – Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) menetapkan Henoch Munandar sebagai direktur utama baru pada hari ini di Jakarta.
Masa jabatan Henoch efektif mulai terhitung sejak ditutupnya RUPSLB 2022 sampai dengan penutupan RUPST pada 2025.
“Pelaksanaan RUPSLB hari ini merupakan bentuk komitmen kami untuk melanjutkan proses suksesi kepemimpinan di Bank BTPN serta mengisi posisi direktur utama yang lowong sejak kepergian kandidat direktur utama secara mendadak pada bulan Maret lalu,” kata Direktur Kepatuhan Bank BTPN Dini Herdini dalam konferensi pers hasil RUPSLB dan Public Expose yang dilaksanakan secara daring.
“Seluruh jajaran manajemen yakin bahwa di tangan kepemimpinan direktur utama baru, Bank BTPN akan semakin maju dan senantiasa memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah di tengah upaya nasional untuk kembali bangkit dari pandemi COVID-19.”
Sebelumnya, Henoch telah menjalani dan memenuhi berbagai proses nominasi, termasuk uji kemampuan dan kepatutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagai bagian dari proses seleksi.
Pada kesempatan yang sama, Henoch turut menyampaikan perkembangan kinerja Bank BTPN pada Semester I-2022 melalui Public Expose yang digelar secara hibrid sebagai bentuk keterbukaan informasi.
Henoch menjelaskan bahwa Bank BTPN telah secara konsisten berkomitmen menyediakan akses dan informasi serta mendampingi banyak masyarakat Indonesia sebagai bentuk partisipasi dalam pemulihan ekonomi nasional.
“Upaya ini pun telah membantu Bank BTPN bertahan dalam situasi pandemi yang berangsur-angsur membaik dan mencatatkan kinerja kuat dan sehat sepanjang Semester I-2022,” terang Henoch.
Henoch menyebutkan kredit Bank BTPN tumbuh 10% year-on-year (yoy) pada akhir Juni 2022 menjadi Rp149,26 triliun, berkat prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik yang diterapkan dalam setiap rencana dan keputusan bisnis perusahaan.
Bank BTPN juga senantiasa menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti yang tercermin dalam rasio gross-NPL yang tercatat di angka 1,35% per akhir Juni 2022, turun dibanding 1,46% pada periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut juga di bawah rata-rata industri, yaitu 2,86%. Pertumbuhan laba bersih setelah pajak konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat naik menjadi Rp1,67 triliun sepanjang Semester I-2022.
“Sebagai salah satu pionir dalam layanan perbankan digital di tanah air, Bank BTPN terus meningkatkan keandalan Jenius dengan beragam fiturnya,” kata Henoch.
Jumlah pengguna Jenius tumbuh 19% yoy menjadi hampir 4 juta pada akhir Juni 2022 dari sekitar 3,3 juta per Juni 2021. Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 12% yoy menjadi Rp17,3 triliun pada akhir Juni 2022 dari Rp15,4 triliun setahun sebelumnya. Flexi cash/Total Disbursement Credit mencapai Rp602 miliar, atau naik 148% yoy dari Rp243 miliar, ungkapnya.
Henoch menambahkan kinerja positif Bank BTPN sepanjang paruh awal 2022 juga didukung oleh
Daya, program berkelanjutan Bank BTPN yang berfokus untuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitas nasabah serta masyarakat pada umumnya dengan memberikan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti. Per Juni 2022, program Daya telah diikuti oleh lebih dari 1,9 juta penerima manfaat dengan 2.848 kegiatan di seluruh Indonesia dan juga melalui website www.daya.id.
Bank BTPN juga menunjukkan komitmen untuk terus mengembangkan pembiayaan berkelanjutan, termasuk dalam bentuk pembiayaan hijau, seperti pembiayaan proyek pembangkit listrik ramah lingkungan, perkebunan berkelanjutan, kendaraan ramah lingkungan dan proyek lainnya dengan total kucuran dana mencapai Rp6,16 triliun per Semester I-2022, atau naik 67% yoy.
Atas kinerja Bank BTPN dalam mendorong penyaluran kredit, khususnya dalam pembiayaan hijau, Bank BTPN mendapat penghargaan dalam ajang Mitra BUMN Champion 2022 untuk dua kategori yakni, nomor 1 dalam kategori kreditur swasta mitra BUMN untuk Bank BTPN dan nomor 1 dalam kategori kreditur swasta global untuk Sumitomo Mitsui Banking Corporation SG (SMBC).
“Kinerja ini merupakan bukti optimisme kami bahwa pemulihan ekonomi nasional akan terus bergulir, seiring dengan semakin membaiknya kondisi pandemi COVID-19, dan dengan dukungan regulator dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” tutup Henoch.