Kamis, Oktober 2, 2025
spot_img

Indonesia Dukung Peningkatan Kerja Sama ASEAN dan Uni Eropa

Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, menyampaikan bahwa Uni Eropa merupakan mitra dagang barang terbesar ketiga bagi ASEAN dengan total transaksi perdagangan barang tercatat sebesar USD 1,36 miliar pada 2020—2024. Diperlukan perluasan dan peningkatan kerja sama yang lebih intensif dan mendalam antara kedua pihak.

Hal tersebut disampaikan Wamendag Roro dalam Pertemuan Konsultasi Menteri Ekonomi ASEAN dan Komisioner Perdagangan Uni Eropa (AEM-EU Trade Commissioner Consultation) ke-21, Kamis (25/9). Agenda ini merupakan rangkaian Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) ke-57 pada 22—26 September 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia.

- Advertisement -

Selaku alternate AEM, Wamendag Roro didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono, dan Direktur Perundingan ASEAN, Nugraheni Prasetya Hastuti.

“Indonesia mendorong peningkatan substantif kerja sama ASEAN-Uni Eropa dan siap bekerja secara konstruktif dengan semua negara anggota ASEAN serta mitra Uni Eropa untuk menjajaki integrasi ekonomi yang lebih dalam,” terang Wamendag Roro.

- Advertisement -

Pertemuan ini menegaskan kembali visi jangka panjang untuk membentuk perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) antar kawasan antara ASEAN dan Uni Eropa. Selain itu, turut dibahas langkah-langkah memperkuat kemitraan ekonomi ASEAN-Uni Eropa dalam mempercepat upaya integrasi ekonomi regional, khususnya di bidang perdagangan digital, lingkungan hijau, dan ketahanan rantai pasokan.

“Dalam pertemuan tersebut, kami juga saling bertukar pandangan tentang kemungkinan dan cara mengintensifkan kerja sama ekonomi sektoral di bawah kerangka Program Kerja Perdagangan dan Investasi ASEAN-Uni Eropa, serta arah masa depan kerja sama ekonomi ASEAN-Uni Eropa,” jelas Wamendag Roro.

Dengan populasi sebanyak 677 juta jiwa, ASEAN menjadi mitra yang tepat bagi Uni Eropa. Di sisi lain, ASEAN merupakan sumber tenaga kerja terbesar ketiga di dunia. ASEAN memiliki pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) rata-rata sekitar 4,5 persen per tahun dengan permintaan energi yang meningkat 4 persen per tahun.

“ASEAN diprediksi menjadi ekonomi terbesar keempat global dengan potensi perdagangan barang dan jasa yang sangat signifikan,” imbuh Wamendag Roro.

- Advertisement -

Hasil Survei Sentimen Bisnis 2025 menunjukkan ASEAN dipandang sebagai wilayah dengan peluang ekonomi yang baik, sehingga banyak perusahaan Eropa tertarik untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di ASEAN dalam lima tahun ke depan. Dari tingginya minat Uni Eropa, ASEAN perlu meningkatkan efisiensi terkait tantangan non-tariff barriers, hambatan dalam rantai pasok regional, serta prosedur kepabeanan.

Dalam pertemuan ini, Indonesia turut mengapresiasi rekomendasi Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN (EU-ASEAN Business Council/EUABC) dalam peningkatan hubungan Uni Eropa dan ASEAN, terutama dalam menginisiasi kerja sama di bidang perdagangan digital, transisi hijau dan teknologi hijau, serta ketahanan rantai pasok.

Di lain sisi, dengan telah disahkannya ASEAN-EU Trade and Investment Work Programme untuk periode 2026–2027, Indonesia menekankan bahwa implementasi harus mampu menjamah potensi baru bidang kerja sama perdagangan. Hal tersebut termasuk pendekatan baru dalam preferensi perdagangan yang fokus pada penghapusan hambatan regulasi dan pengakuan standar bersama, serta mempertahankan visi jangka panjang untuk FTA kawasan ke kawasan.

Hal lain yang memberikan dampak langsung dan sangat diapresiasi adalah dukungan Uni Eropa terhadap proyek ASEAN Power Grid. ASEAN Power Grid adalah upaya di tingkat kawasan yang diprakarsai negara-negara Asia Tenggara untuk meningkatkan konektivitas energi, mengoptimalkan penggunaan energi, dan meningkatkan keamanan energi di regional. Dalam hal ini, Uni Eropa memberikan dukungan berupa bantuan teknis, berbagi praktik terbaik, maupun pendanaan melalui kemitraan yang ada dengan ASEAN. Diharapkan transisi energi yang adil dan terjangkau dapat segera terwujud serta sejalan dengan tujuan global.

Rekomendasi lainnya yaitu meningkatkan transparansi, implementasi, dan mekanisme penyelesaian sengketa yang ramah bisnis; mempercepat modernisasi perjanjian perdagangan; memperkuat bantuan teknis dan peningkatan kapasitas; serta meningkatkan dukungan publik melalui komunikasi yang lebih baik.

“Indonesia berkomitmen terus menciptakan iklim investasi dan perdagangan yang kondusif bagi semua pihak, termasuk Uni Eropa. Indonesia mendukung pendekatan yang komprehensif dan seimbang, serta mendorong Uni Eropa untuk terus memberikan fleksibilitas dalam negosiasi dengan negara-negara anggota ASEAN,” pungkas Wamendag Roro.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img