Kamis, September 11, 2025
spot_img

IHSG Rebound di Tengah Sikap Wait and See Pasar Menanti Data Inflasi AS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Rabu pagi (10/9) dibuka menguat, setelah sebelumnya sempat terkoreksi. Penguatan ini terjadi di tengah sikap hati-hati investor yang menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

IHSG naik 53,81 poin atau 0,71 persen ke level 7.682,42. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan juga mencatatkan kenaikan 4,07 poin atau 0,53 persen ke posisi 774,00.

- Advertisement -

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya menyebutkan, data ketenagakerjaan AS yang melemah sebelumnya sempat memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). Namun, peluang itu bisa kembali tertekan apabila inflasi AS mencatatkan kenaikan di luar perkiraan pasar.

“Data ketenagakerjaan AS yang melemah sempat memperkuat harapan pemangkasan suku bunga The Fed. Namun, apabila inflasi AS mencatatkan kenaikan di luar dugaan, ekspektasi tersebut bisa melemah,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya, di Jakarta, Rabu (10/9).

- Advertisement -

Fokus investor global kini tertuju pada rilis dua data penting inflasi AS, yaitu Indeks Harga Produsen (PPI) Agustus 2025 yang diumumkan Rabu ini, serta Indeks Harga Konsumen (CPI) yang dijadwalkan pada Kamis (11/9). Kedua data tersebut diperkirakan akan sangat menentukan arah kebijakan suku bunga The Fed dalam rapat pekan depan.

Dari Asia, China juga dijadwalkan merilis data inflasi Agustus 2025, meliputi Indeks Harga Konsumen (IHK) dan PPI. Goldman Sachs memproyeksikan PPI China turun 2,9 persen secara tahunan (year on year/yoy), sementara inflasi konsumen (IHK) diperkirakan melemah 0,2 persen yoy.

Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Agustus 2025 oleh Bank Indonesia (BI). Pada bulan Juli lalu, IKK tercatat naik tipis ke level 118,1, menjadi yang tertinggi sejak April 2025, ditopang oleh optimisme terhadap prospek ekonomi, pendapatan, dan lapangan kerja.

Namun, tekanan terhadap pasar saham Indonesia masih terlihat. Pada perdagangan Selasa (9/9), investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp4,55 triliun. Selain itu, nilai tukar rupiah juga tertekan hingga 1,04 persen ke level Rp16.470 per dolar AS. Dinamika politik dalam negeri, khususnya reshuffle Kabinet Merah Putih dengan pergantian Sri Mulyani Indrawati oleh Purbaya Yudhi Sadewa, turut menjadi perhatian pasar.

- Advertisement -

Bursa saham global mayoritas bergerak positif. Di Eropa, indeks Euro Stoxx 50 naik 0,09 persen, FTSE 100 Inggris menguat 0,23 persen, dan CAC Prancis naik 0,19 persen. Namun, indeks DAX Jerman sedikit melemah 0,37 persen.

Wall Street juga ditutup menguat pada perdagangan Selasa (9/9). Indeks S&P 500 naik 0,27 persen ke level 6.512,61, Nasdaq Composite naik 0,37 persen ke 21.879,49, dan Dow Jones Industrial Average menguat 196,39 poin atau 0,43 persen ke 45.711,34.

Sementara itu, bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 196,21 poin atau 0,45 persen ke 43.655,00, indeks Shanghai melemah 1,96 poin atau 0,04 persen ke 3.805,87, indeks Hang Seng menguat 199,87 poin atau 0,76 persen ke 26.128,55, dan indeks Strait Times menguat 41,74 poin atau 0,97 persen ke 4.339,45.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img