Selasa, September 23, 2025
spot_img

IHSG Menguat Seiring Pelonggaran Kebijakan Moneter Global dan Domestik

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis (18/9) dibuka menguat, didorong oleh kebijakan moneter longgar dari bank sentral dalam negeri maupun mancanegara.

IHSG naik 40,56 poin atau 0,51 persen ke level 8.065,74. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan turut menguat 5,29 poin atau 0,65 persen ke posisi 820,51.

- Advertisement -

Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menilai penguatan ini berpotensi berlanjut. “Kami memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan dan menguji level 8.150,” ujarnya dalam kajiannya di Jakarta, Kamis (18/9).

Dari dalam negeri, sentimen positif datang setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) September 2025 memutuskan memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

- Advertisement -

Secara kumulatif, BI telah menurunkan suku bunga sebesar 125 bps sepanjang 2025, yang menjadi level terendah sejak Oktober 2022. Penurunan ini dilakukan seiring inflasi yang masih sesuai target, stabilitas rupiah, serta upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

BI juga mencatat pertumbuhan kredit pada Agustus 2025 sebesar 7,56 persen (yoy), meningkat dari 7,03 persen (yoy) pada Juli. Ini merupakan kenaikan pertama setelah lima bulan berturut-turut melambat.

Dari kawasan Asia, pelaku pasar akan mencermati data inflasi Jepang periode Agustus 2025 yang diperkirakan melandai menjadi 2,8 persen (yoy) dari sebelumnya 3,1 persen (yoy) pada Juli 2025.

Dari kawasan Eropa, Bank of England (BoE) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 4 persen, setelah pada bulan sebelumnya menurunkan suku bunga sebesar 25 bps dari 4,25 persen, atau level terendah sejak Maret 2023.

- Advertisement -

Dari eksternal, bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menurunkan suku bunga 25 bps menjadi 4–4,25 persen. Ini merupakan pemangkasan pertama pada 2025. The Fed bahkan mengindikasikan akan melakukan dua kali pemangkasan tambahan tahun ini.

Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan langkah tersebut bukan awal dari siklus panjang pemangkasan suku bunga, mengingat inflasi masih tinggi dan pertumbuhan lapangan kerja melambat.

The Fed menyatakan bahwa aktivitas ekonomi melambat, yang mana penambahan lapangan kerja telah melambat, serta inflasi telah meningkat dan tetap agak tinggi.

Pertumbuhan lapangan kerja yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi bertentangan dengan tujuan ganda The Fed, yaitu harga yang stabil dan lapangan kerja penuh.

Selanjutnya, The Fed menyatakan ketidakpastian tentang prospek ekonomi tetap tinggi. The Fed juga mengindikasikan akan menurunkan suku bunga sebanyak satu kali pada tahun 2026, atau di bawah perkiraan pasar saat ini yang sebanyak tiga kali.

Pada Rabu (17/9), bursa saham Eropa ditutup variatif. Indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,14 persen, DAX Jerman naik 0,13 persen, Euro Stoxx 50 stagnan, sementara CAC Prancis melemah 0,40 persen.

Wall Street juga bergerak campuran. Indeks Dow Jones naik 0,6 persen ke 46.018,32, sedangkan S&P 500 turun 0,1 persen ke 6.600,35 dan Nasdaq melemah 0,3 persen ke 22.261,33.

Di kawasan Asia pagi ini, mayoritas bursa mencatat penguatan. Indeks Nikkei Jepang naik 439,12 poin atau 0,99 persen ke 45.232,00, Shanghai Composite naik 10,76 poin atau 0,28 persen ke 3.887,78, dan Hang Seng Hong Kong naik 65,61 poin atau 0,20 persen ke 25.971,50, dan indeks Strait Times melemah 1,41 poin atau 0,03 persen ke 4.321,78.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img