Sabtu, Oktober 4, 2025
spot_img

InJourney Bangun Ekosistem Wisata Berbasis Masyarakat Lewat Waisak 2025

Perayaan Waisak 2569 BE/2025 di Candi Borobudur tak hanya menjadi momen spiritual umat Buddha, tetapi juga terbukti membawa angin segar bagi ekonomi lokal. Momentum ini dimanfaatkan optimal oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, melalui anak usahanya, InJourney Destination Management (IDM), untuk memberdayakan pelaku UMKM dan tenaga kerja lokal.

Sebagai pusat spiritual berskala internasional, Candi Borobudur selama perayaan Waisak 2025 menjadi destinasi utama ribuan peziarah dan wisatawan. Imbasnya, okupansi penginapan di sekitar kawasan melonjak drastis. Mulai dari homestay warga di Kampung Ngaran II hingga hotel berbintang seperti Le Temple, seluruhnya mencatat keterisian penuh.

- Advertisement -

Ketua Paguyuban Kampung Homestay Borobudur, Muslih, mengungkapkan bahwa seluruh 152 kamar di wilayahnya telah habis dipesan sebulan sebelum puncak perayaan. “Pemesanan sudah dimulai sejak Februari dan mencapai puncaknya di bulan April,” ujarnya.

Ia menyebut sekitar 200 calon tamu yang tak kebagian kamar kemudian dialihkan ke homestay lain di wilayah Kecamatan Borobudur yang memiliki kapasitas 400 unit dengan 800-1.000 kamar.

- Advertisement -

Menariknya, seluruh pengelola homestay sepakat menjaga tarif tetap, yakni Rp350 ribu untuk kamar ber-AC dan Rp250 ribu untuk non-AC. Hal ini mencerminkan semangat gotong royong dan pelayanan prima warga dalam menyambut wisatawan.

IDM juga menggandeng pelaku UMKM sebagai bagian dari perayaan Waisak, yang turut menghidupkan sektor ekonomi lokal.

Peran UMKM Borobudur sangat menonjol dalam mendukung Waisak 2025. IDM menggandeng lebih dari 2.000 UMKM di bidang kuliner, kerajinan tangan, dan layanan wisata. Komunitas transportasi wisata seperti VW Safari pun merasakan lonjakan permintaan signifikan.

Koordinator Komunitas VW Safari Fantasy Borobudur, Heru Purwanto, mengatakan, “Pada hari biasa mungkin seminggu hanya aktif tiga hari, tapi saat Waisak bisa sampai dua minggu, dan setiap hari pasti ada yang jalan.”

- Advertisement -

Pelaku usaha kerajinan lokal juga mendapatkan manfaat dari perayaan ini. Salah satunya adalah meningkatnya permintaan upanat atau sandal khas yang banyak digunakan selama kegiatan berlangsung.

Muh Zamzani, Ketua Paguyuban perajin sandal upanat, menyebut bahwa peningkatan produksi telah mendukung ekonomi masyarakat.

IDM bersama Balai Konservasi Borobudur juga mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan perajin lokal dalam pembuatan upanat. Dalam rangka mendukung keberlanjutan UMKM, IDM berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah melakukan revitalisasi Kampung Seni Borobudur.

Lokasi ini menjadi tempat relokasi bagi hampir 2.000 pedagang dan perajin lokal, dan dilengkapi berbagai fasilitas seperti museum, pendopo, amphiteater, lapangan olahraga, lahan parkir luas, serta zona hijau.

Kampung Seni Borobudur menjadi simbol penguatan identitas budaya sekaligus pendorong kemajuan ekonomi kreatif kawasan. Di samping memberi ruang bagi seniman lokal untuk berkarya, keberadaannya juga membuka peluang peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar.

Rani Nuraeni dan Siti Amri, penjual produk fesyen di kampung ini, menyatakan bahwa penjualan mereka meningkat sejak menempati lokasi tersebut.

Menurut mereka, kenyamanan dan kerapian tempat berjualan sangat mendukung. Mereka pun berharap kunjungan ke Borobudur terus meningkat agar Kampung Seni semakin ramai dan omzet mereka ikut naik.

Tak hanya UMKM, tenaga kerja lokal pun diberdayakan dalam mendukung logistik, penyambutan, layanan hingga pengelolaan acara.

Dalam pelaksanaan Waisak 2025, lebih dari 2.000 tenaga kerja lokal terlibat. Komunitas kreatif seperti Jejeg Art juga ikut ambil bagian dengan memproduksi 300 payung dekoratif yang menyerap tenaga kerja tambahan.

“Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan semakin memperkenalkan UMKM Borobudur,” ujar Ketua Jejeg Art, Ady Pramuningtiyas.

Direktur InJourney Destination Management, Febrina Intan, menjelaskan bahwa pihaknya mengedepankan dampak sosial dan ekonomi dari setiap program.

“Kami harus membangun ekosistem pariwisata yang sehat dan berkesinambungan, bukan yang mementingkan kepentingan pribadi,” jelasnya.

Hal ini diamini oleh Direktur Utama InJourney, Maya Watono, yang menegaskan, “Dengan melibatkan masyarakat lokal, InJourney berharap kehadiran Candi Borobudur mampu memberikan dampak positif yang signifikan perekonomian daerah.”

“Ini merupakan inisiasi yang senantiasa ditekankan oleh InJourney, yakni bahwa setiap destinasi pariwisata yang ada harus mampu memberikan multiplier effect para perekonomian sekitar.”

Tak ketinggalan, IDM juga menyelenggarakan Pasar Medang sebagai bagian dari perayaan Waisak. Pasar ini menyajikan aneka kuliner lokal serta pertunjukan seni budaya.

UMKM kuliner lokal menjadi penyuplai utama dalam kegiatan ini. Direktur Utama IDM, Febrina Intan, mengatakan, “Pasar Medang hadir untuk membawa pengunjung menikmati kearifan lokal melalui beragam kuliner, kebudayaan, dan juga kerajinan tangan UMKM lokal.”

“Kehadiran Pasar Medang ini juga diharapkan mampu membawa seni dan budaya lokal semakin mendunia, sehingga memberikan dampak ekonomi yang positif untuk ke depan.”

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img