Bank Aceh Syariah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) di Kantor Gubernur Aceh pada Jumat (14/3/2025). Agenda ini menjadi momen strategis dalam menentukan kepemimpinan baru untuk periode 2025-2030.
RUPS LB digelar secara hybrid melalui platform Zoom dan dipimpin oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, selaku Pemegang Saham Pengendali. Rapat ini dihadiri oleh seluruh pemegang saham, termasuk para bupati dan wali kota di Aceh.
Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyepakati sejumlah keputusan penting terkait reorganisasi manajemen guna meningkatkan efektivitas dan daya saing di industri perbankan syariah. Salah satu keputusan utama adalah mengusulkan calon pengurus baru Bank Aceh Syariah untuk mengikuti fit and proper test oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Semarak Ramadhan, Bank Aceh Hadirkan GAMPONG RAMADHAN dalam “Bank Aceh Ramadhan in Action”
Nama-Nama Calon Pengurus Bank Aceh Syariah
Untuk posisi Direktur Utama, nama-nama yang diusulkan adalah Muhammad Syah, Syahrul, dan Fadhil Ilyas. Sementara itu, untuk jabatan Direktur Operasional, kandidat yang diajukan yaitu Iskandar dan Tarmizi.
Pada jabatan Direktur Bisnis, nama yang diusulkan adalah Budi Kafrawi dan Abdul Rafur. Sedangkan untuk posisi Direktur Kepatuhan, kandidat yang diajukan yakni Imamil Fadli dan Zulkarnaini.
Selain menetapkan usulan kepengurusan baru, RUPS LB juga mengambil keputusan untuk memberhentikan Fadhil Ilyas dari jabatannya sebagai Direktur Bisnis Bank Aceh Syariah. Sementara itu, Numairi diberhentikan sementara dari jabatan Direktur Kepatuhan, dengan pemberhentian definitif menunggu persetujuan dari OJK.
Sebagai bagian dari transisi kepemimpinan, Bank Aceh Syariah untuk sementara akan dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama, M. Hendra Supardi, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Dana & Jasa PT. Bank Aceh. Keputusan ini diambil untuk memastikan stabilitas operasional dan kesinambungan strategi pertumbuhan bank.
Komitmen Bank Aceh Syariah dalam Transformasi Manajemen
Pemimpin Divisi Sekretariat Perusahaan Bank Aceh Syariah, Iskandar, menegaskan bahwa perubahan kepengurusan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat tata kelola perusahaan.
“Kami optimis dengan kepengurusan baru ini, Bank Aceh Syariah akan semakin berkembang dan mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat serta berkontribusi lebih besar dalam pembangunan ekonomi daerah,” ujar Iskandar.
Dengan langkah strategis ini, Bank Aceh Syariah semakin percaya diri dalam menghadapi tantangan serta peluang di industri perbankan syariah. Transformasi kepengurusan ini diharapkan dapat membawa inovasi, meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, serta memperkuat peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh melalui layanan keuangan syariah yang lebih modern dan berdaya saing.
Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News
