PT Bank Jago Tbk mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2024 dengan pertumbuhan laba bersih 78% menjadi Rp129 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp72 miliar. Keberhasilan ini didorong oleh inovasi digital dan kolaborasi strategis dengan ekosistem digital, yang berkontribusi pada peningkatan jumlah nasabah, Dana Pihak Ketiga (DPK), serta penyaluran kredit.
Bank Jago terus mengalami pertumbuhan signifikan dalam jumlah nasabah. Hingga akhir 2024, total nasabah mencapai 15,3 juta, termasuk 12,1 juta pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna aplikasi ini bertambah 4 juta nasabah, meningkat hampir 50% dibandingkan dengan 2023, yang mencatat 8,1 juta nasabah.
Bank Jago terus meningkatkan kerja sama dengan mitra ekosistem, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago, untuk melakukan akuisisi nasabah baru.
Peningkatan jumlah pengguna berdampak langsung pada pertumbuhan DPK, yang mencapai Rp18,8 triliun, naik 56% dari Rp12,1 triliun di tahun sebelumnya. Penyumbang terbesar DPK adalah giro dan tabungan (CASA) dengan nilai Rp10 triliun atau 53% dari total DPK, sementara sisanya sebesar Rp8,8 triliun dalam bentuk deposito.
Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, mengungkapkan bahwa meskipun dinamika ekonomi dan politik global memberikan tantangan tersendiri, Bank Jago tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis yang solid.
“Dinamika ekonomi dan politik, baik di dalam negeri maupun global, menjadikan tahun 2024 penuh tantangan. Namun Bank Jago berhasil melewati 2024 dengan pencapaian yang positif dengan mencatatkan pertumbuhan bisnis yang kuat,” kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung.
Bank Jago juga mencatat peningkatan signifikan dalam penyaluran kredit, yang mencapai Rp17,7 triliun pada akhir 2024, tumbuh 36% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp13 triliun.
Melalui kemitraan strategis dengan ekosistem digital, perusahaan pembiayaan, serta lembaga keuangan lainnya, Bank Jago berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) tetap rendah di level 0,2%, menandakan kualitas kredit yang sehat.
Selain itu, total aset Bank Jago meningkat 34% menjadi Rp28,5 triliun, dari Rp21,3 triliun pada 2023. Rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 44,4%, menunjukkan kekuatan permodalan yang memadai untuk ekspansi bisnis di masa mendatang.
Upaya berkelanjutan dalam menjaga pertumbuhan bisnis juga berkontribusi pada peningkatan profitabilitas. Pada 2024, Bank Jago mencatatkan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp129 miliar, bertumbuh 78% dibandingkan dengan perolehan laba 2023 yang sebesar Rp72 miliar.
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Bank Jago selaras dengan fokus bisnis bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta menjaga fundamental dan manajemen risiko yang baik. Ini menjadi modal kuat Bank Jago untuk leap forward ke fase pertumbuhan berikutnya,” tutur Arief.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News