Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan bergerak mendatar pada perdagangan hari ini, Senin (3/2). Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh rilis data inflasi Indonesia yang akan diumumkan dalam beberapa jam ke depan.
IHSG dibuka melemah 75,50 poin atau 1,06 persen ke posisi 7.033,70, sementara Indeks LQ45 yang mencakup 45 saham unggulan turun 11,46 poin atau 1,39 persen ke posisi 812,09.
Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas menyatakan bahwa IHSG diprediksi masih akan bergerak sideways (mendatar) sepanjang hari ini. “IHSG diprediksi masih akan kembali bergerak sideways (mendatar) pada hari ini,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (3/2).
Baca juga:Â IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat, Ikuti Sentimen Positif dari Bursa Asia
Dari dalam negeri, konsensus memprediksi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia untuk periode Januari 2025 akan mengalami kenaikan menjadi 1,88 persen, yang menjadi tingkat inflasi tertinggi dalam empat bulan terakhir. Kenaikan ini menjadi perhatian pelaku pasar yang mengamati dampaknya terhadap daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi Indonesia.
Berita positif datang dari sektor investasi, di mana data Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 33,3 persen year on year (yoy). Pada kuartal IV-2024, PMA mencapai angka rekor baru sebesar Rp245,8 triliun (55,33 miliar dolar AS), menyusul pertumbuhan 18,55 persen pada periode tiga bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Dari mancanegara, pemerintah China akan menentang pengenaan tarif Presiden Donald Trump ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengambil tindakan balasan, yang belum ditentukan, sebagai tanggapan atas pengenaan tarif Amerika Serikat (AS).
Kanada memutuskan bahwa juga akan mengenakan tarif 25 persen pada barang-barang AS, mulai dari minuman hingga peralatan.
Perdana Menteri Kanada mengatakan pada konferensi pers menyebut akan mengenakan tarif pada barang-barang AS senilai 155 miliar dolar Kanada (atau setara 107 miliar dolar AS). Tarif sebesar 30 miliar dolar Kanada akan mulai berlaku pada Selasa (04/02), di hari yang sama dengan pengenaan tarif Trump.
Sementara itu, pengenaan bea masuk atas sisa impor senilai125 miliar dolar Kanada, akan diberlakukan dalam 21 hari.
Selain itu, pelaku pasar dalam pekan ini juga berfokus terhadap data ketenagakerjaan mendatang untuk mencari petunjuk tentang ketahanan ekonomi AS.
Apabila pasar tenaga kerja tetap solid, hal itu bisa memperkuat kekhawatiran inflasi yang sudah meningkat akibat kebijakan Presiden Donald Trump
Sementara itu, indeks-indeks utama AS Wall Street mengalami koreksi dari posisi All Time Highnya pada Jumat (31/01), salah satu penyebab pelemahan ini adalah pemberlakuan tarif umum sebesar 25 persen untuk Kanada dan Meksiko serta 10 persen untuk barang-barang dari China mulai Selasa (04/01).
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 337,47 poin (0,79 persen) ke level 44.544,88, sementara itu indeka S&P 500 melemah 0,51 persen menjadi 6.040,52, dan Nasdaq Composite turun 0,28 persen ke level 19.627,44.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 941,50 poin atau 2,38 persen ke level 38.630,99, indeks Shanghai melemah 2,03 poin atau 0,06 persen ke posisi 3.250,60, indeks Kuala Lumpur melemah 3,24 poin atau 0,21 persen ke posisi 1.553,68, dan indeks Straits Times menguat 26,01 poin atau 0,67 persen ke 3 829,81.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News