Selasa, November 4, 2025
spot_img

Bahlil Usulkan Dana Danantara untuk Hilirisasi Sumber Daya Alam

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berharap sebagian dana dari Danantara dapat dialokasikan untuk mendukung investasi hilirisasi di Indonesia. Hal ini disampaikannya dalam Indonesia Economic Summit yang digelar di Jakarta pada Rabu (14/2).

Bahlil mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan lembaga baru bernama Danantara pada 24 Februari mendatang. Ia berharap proposal yang diajukan kepada Presiden dapat disetujui agar dana dari Danantara bisa dimanfaatkan untuk pembiayaan hilirisasi di Tanah Air.

- Advertisement -

“Apa yang sudah disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo bahwa tanggal 24 (Februari), Bapak Presiden akan meresmikan satu lembaga baru yang namanya Danantara. Beberapa BUMN (Badan Usaha Milik Negara) semua fokus di sana, yang insya Allah mudah-mudahan saja proposal kami, Bapak Presiden menyetujui bahwa sebagian Danantara dananya dipakai untuk membiayai investasi hilirisasi di Republik Indonesia,” ujarnya dalam Indonesia Economic Summit, di Jakarta, Rabu (19/2).

Pemerintah saat ini tengah mendorong hilirisasi sebagai strategi utama dalam menciptakan nilai tambah bagi berbagai sektor industri. Berdasarkan masterplan yang telah disusun, kebutuhan investasi hilirisasi hingga tahun 2040 diperkirakan mencapai 618 miliar dolar AS. Investasi ini mencakup 28 komoditas utama, termasuk sektor kehutanan, perikanan, pertanian, perkebunan, serta pertambangan dan gas.

- Advertisement -

“Jadi, kita fokus betul-betul untuk memberikan nilai tambah dalam negeri,” ujar dia lagi.

Namun, ia menyoroti bahwa sebagian besar keuntungan dari hilirisasi masih dinikmati oleh perusahaan asing. Hal ini terjadi karena investasi dan teknologi masih banyak berasal dari bank dan perusahaan luar negeri.

Untuk memperkuat perekonomian nasional, Bahlil menekankan pentingnya keterlibatan perbankan nasional, khususnya Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), dalam pembiayaan sektor hilirisasi. Ia menyarankan agar bank-bank nasional dapat menjalin kerja sama strategis dengan bank asing agar tetap memiliki peran signifikan dalam proses hilirisasi.

Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional hingga 6 persen, sekaligus mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan pendapatan per kapita. Selain itu, hilirisasi juga dapat menciptakan lapangan kerja berkualitas dan meningkatkan Upah Minimum Regional (UMR).

- Advertisement -

Meski demikian, Menteri ESDM menegaskan bahwa pihak asing tidak boleh menjadi pemegang saham mayoritas dalam program hilirisasi di Indonesia.

“Mereka punya teknologi, mereka punya pasar. Kita sudah mulai berpikir, kita punya bahan baku, dan kita punya duit. Saya jujur aja, waktu jadi Menteri Investasi itu, merayu FDI (Foreign Direct Investment) itu memang agak ngos-ngosan karena seolah-olah dianggap kita negara yang butuh mereka, dan memang kita butuh. Kalau kita mempunyai kapital yang cukup, kita mempunyai bargaining position yang kuat. Di sinilah kita bisa sama-sama untuk mengelola sumber daya alam kita,” kata Bahlil.

Berdasarkan faktor tersebut, dia mengharapkan Presiden bisa memutuskan agar sebagian dana dari Danantara bisa diinvestasikan dalam rangka memberikan penciptaan nilai tambah di sektor hilirisasi. “Ini untuk memberikan kedaulatan bagi kita dalam rangka memanfaatkan daripada proses nilai tambah semua sumber daya alam kita yang ada di Indonesia,” katanya pula.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img