PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) siap merealisasikan pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia sebagai bagian dari upaya mendukung kemandirian industri nasional. Langkah ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam memperkuat sektor industri domestik melalui proyek-proyek strategis yang berkelanjutan.
Sekretaris Perusahaan Pupuk Kaltim, Teguh Ismartono, mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan tonggak penting bagi perusahaan. “Pupuk Kaltim kini memasuki tahapan penting dalam pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia, yang dirancang untuk memperkuat industri domestik. Pembangunan pabrik ini sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk mendorong keberlanjutan melalui proyek-proyek strategis,” katanya, Selasa (21/1).
Pabrik tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 16 hektar di kawasan PT Kaltim Industrial Estate, Bontang, Kalimantan Timur. Dengan kapasitas produksi mencapai 300.000 metrik ton per tahun, pabrik ini diharapkan dapat memenuhi sekitar 30% kebutuhan soda ash domestik. Pembangunan ini ditargetkan selesai pada 2027.
Baca juga: Pupuk Kaltim Tanamkan Pentingnya Pelestarian Ekosistem Perairan
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2022 Indonesia mengimpor 916.828 metrik ton soda ash untuk kebutuhan dalam negeri. Angka ini diprediksi meningkat hingga 1,2 juta metrik ton pada 2030. Soda ash merupakan bahan baku vital bagi berbagai industri, seperti kaca, keramik, tekstil, kertas, dan aki, yang hingga kini bergantung pada impor, sementara kebutuhan terus meningkat menjadi salah satu alasan utama dibangun pabrik ini.
Teguh menambahkan bahwa proyek ini akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional, terutama di sektor hilirisasi yang menjadi fokus pemerintah. Selain itu, Ketua Tim Persiapan Proyek Soda Ash, Rifki Adi Nugroho, menegaskan bahwa pabrik ini akan mengadopsi prinsip ekonomi sirkuler dan ramah lingkungan dalam proses produksinya.
Produk soda ash, kata dia, dihasilkan dari amonia dan karbondioksida (CO2) yang merupakan produk utama dan produk sampingan dari unit produksi lain di Pupuk Kaltim. Dengan pemanfaatan CO2 ini, pabrik soda ash diperkirakan mampu menyerap hingga 170.000 ton CO2 per tahun.
Sebaliknya, produk sampingan dari pabrik soda ash yang berupa Amonium Klorida juga dapat digunakan sebagai sumber nitrogen untuk memenuhi kebutuhan produksi pupuk domestik maupun ekspor.
“Pembangunan pabrik soda ash merupakan diversifikasi usaha Pupuk Kaltim yang berfokus untuk memberikan nilai tambah pada produk-produk ramah lingkungan. Keberadaan pabrik ini kami yakini tidak hanya memberikan dampak positif pada ekonomi, tapi juga pada lingkungan dan sosial,” ujar dia.
Pembangunan pabrik soda ash Pupuk Kaltim ditargetkan akan rampung pada akhir 2027 dan senantiasa mengedepankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dibuktikan setelah perusahaan mengantongi dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Selain itu, pembangunan pabrik diperkirakan dapat menyerap 800 tenaga kerja pada puncak konstruksi dengan mengutamakan penyerapan tenaga kerja lokal sesuai ketentuan yang berlaku.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News