Sabtu, Februari 15, 2025
spot_img

Mengapa Harga Cabai Naik Drastis Meski Stok Cabai Surplus?

Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat adanya lonjakan harga cabai, meski stok cabai rawit hingga cabai merah keriting berada dalam kondisi surplus. Berdasarkan data terbaru, harga rata-rata nasional cabai rawit merah saat ini mencapai Rp73.640 per kilogram (kg), jauh di atas Harga Acuan Penjualan (HAP) konsumen yang berkisar Rp40 ribu hingga Rp57 ribu per kg.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan, Andi Muhammad Idul Fitri, menjelaskan bahwa berdasarkan neraca produksi dan laporan early warning system (EWS), produksi cabai nasional untuk Januari 2025 masih mencukupi kebutuhan.

- Advertisement -

“Bahwa memang rata-rata harga cabai rawit dua minggu ini melenting naik jauh signifikan, baik untuk harga konsumen maupun di tingkat petani,” ujar Andi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025, Senin (13/1).

“Namun, kalau melihat early warning system ketersediaan cabai rawit yang disampaikan oleh para petugas di kecamatan/kabupaten secara berjenjang, dilaporkan di neraca bulanan dan kumulatif, kita masih surplus,” imbuhnya.

- Advertisement -

Andi menambahkan, neraca produksi cabai rawit mencapai 23.349 ton pada Januari 2025, sementara cabai merah keriting mencatat surplus dengan produksi nasional sebesar 36.426 ton. Meskipun demikian, lonjakan harga tetap terjadi.

“Pun juga kami sampaikan berdasarkan early warning system terkait dengan cabai besar, persediaan produksi nasional kita itu masih surplus, baik neraca bulanan maupun neraca kumulatif,” tambahnya.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga adalah cuaca ekstrem yang melanda beberapa daerah produsen utama. “Penyebab kenaikan harga cabai ini hampir dua minggu terakhir itu, penyebab utamanya memang ya kita lihat bahwa cuaca yang ekstrem. Yang pertama itu ada bencana banjir di Wajo, Sidrap, Sukabumi, dan Temanggung. Ini semua di dataran rendah. Dampak banjir ini potensi kehilangan ini mencapai 70 persen-87 persen,” jelasnya.

Selain itu, curah hujan tinggi menyebabkan lahan pertanian tergenang, longsor di Sukabumi, angin kencang di Semarang, serta serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) turut memperburuk situasi. “Kita tahu bahwa komoditas cabai ini sangat-sangat rentan tentunya serangan OPT,” tambahnya.

- Advertisement -

Faktor lain yang memengaruhi pasokan cabai adalah rendahnya harga jual beberapa waktu lalu. Menurut Andi, kondisi ini membuat petani enggan merawat tanaman cabai yang siap panen atau bahkan beralih ke komoditas lain.

“Harga jual rendah cabai rawit beberapa waktu yang lalu itu juga menyebabkan para petani tidak merawat tanamannya yang sudah kondisi siap panen karena harga di bawah HPP. Petani juga banyak mengganti komoditas yang diusahakan, terutama petani baru yang tidak terbiasa menanam cabai rawit,” ungkap Andi.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Ikuti Kami

4,488FansSuka
6,727PengikutMengikuti
2,176PelangganBerlangganan

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img