Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan bahwa Kadin harus terus menjadi organisasi yang lebih kompak, inklusif, serta mengedepankan semangat gotong royong dan kolaboratif. Hal ini sejalan dengan harapan pemerintah dan rakyat untuk mendorong pembukaan lapangan kerja dan memperkuat perekonomian Indonesia.
Dalam keterangan yang diberikan di Jakarta pada Sabtu (20/1), Anindya menyampaikan bahwa Kadin sebagai mitra strategis pemerintah siap mendukung dan berpartisipasi aktif dalam seluruh program yang dirancang pemerintah.
“Kadin adalah payung semua pengusaha. Semua pengusaha harus bersama dan bersatu di bawah Kadin Indonesia. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh adalah filosofi yang kita pegang bersama,” kata Anindya yang disampaikan pada acara “Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia” di Jakarta, Kamis (16/1).
Pada acara yang dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto tersebut Anin, sapaan Anindya Bakrie, dikukuhkan sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia dan M Arsjad Rasjid sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia.
“Sesuatu yang kita pegang teguh bersama Pak Arsjad bahwa Kadin memang harus kompak. Karena dengan Kadin yang kompak, kita bisa lari lebih cepat ke depan,” ungkap Anin.
“One thousand friends are too few, one enemy is too many (Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak),” ujar Anin, mengutip pesan Presiden Prabowo.
Menurut Anindya, Kadin Indonesia memiliki dua peran utama sesuai dengan UU No 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. Pertama, Kadin Indonesia berfungsi sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun perekonomian negara. Kadin bekerja sama dengan pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan, serta menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan.
“Kadin harus membantu pemerintah dengan membuka lapangan pekerjaan, menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan,” jelas Anin.
Kedua, Kadin Indonesia adalah wadah dunia usaha, payung semua pelaku usaha, baik perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Kedua, Kadin Indonesia adalah wadah bagi seluruh pelaku usaha di Indonesia, mulai dari perusahaan swasta, BUMN, koperasi, hingga UMKM. Sebagai organisasi yang inklusif, Kadin mendorong pentingnya kolaborasi, gotong royong, dan sinergi antar anggota, apalagi di tengah tantangan ekonomi global yang semakin berat, seperti kontraksi ekonomi dan ketegangan geopolitik.
Perebutan dana investasi semakin sengit. Dalam situasi global yang kian sulit, Kadin Indonesia harus bersatu.
Anin mengimbau seluruh anggota Kadin Indonesia untuk mendukung dan menyukseskan program pemerintah dengan cara ikut berpartisipasi dalam setiap program pemerintah. Anin yakin, laju pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen bisa tercapai jika semua pihak bersatu dan bekerja bersama dengan pemerintah.
Program pemerintah, kata Anin, antara lain, program makanan bergizi gratis (MBG) dan ketahanan pangan. Untuk MBG, ada kurang lebih 11.000 dapur umum yang harus mengepul untuk menyediakan makanan bagi para siswa-siswi se-Indonesia.
“Kami yakin anggota Kadin di 35 provinsi, yang sebentar lagi menjadi 38 provinsi, akan berpartisipasi,” jelas Anin.
Para pelaku usaha bisa berpartisipasi di berbagai aspek, mulai dari pendanaan, penyediaan bahan makanan, hingga transportasi. Selain MBG, program ketahanan pangan memberikan kesempatan sangat luas kepada anggota Kadin Indonesia. Para anggota Kadin Indonesia di daerah memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam program MBG dan di bidang pangan.
Program pemerintah lainnya adalah pembangunan tiga juta rumah murah tiap tahun, satu juta di perkotaan dan dua juta di perdesaan. Pembangunan sebuah rumah murah membutuhkan tenaga kerja dan bahan bangunan, mulai dari tiang, lantai, dinding hingga atap.
“Sebuah rumah murah tipe 36 membutuhkan sekitar 4.500 batu bata merah. Belum lagi ada 150-an vendor yang terkait untuk setiap proyek rumah murah ini,” papar Anin.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News