PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi kebutuhan aluminium domestik maupun global. Pada tahun 2024, perusahaan menargetkan produksi aluminium mencapai 274.140 ton, meningkat dari produksi 250.000 ton di tahun 2023. Ke depannya, Inalum menargetkan produksi sebanyak 300.000 ton pada tahun 2025.
Direktur Utama Inalum, Ilhamsyah Mahendra, menjelaskan bahwa fokus utama perusahaan pada tahun 2024 adalah pengembangan sektor hilir bauksit aluminium. Dalam dua tahun mendatang, Inalum berencana untuk menutup kebutuhan produksi aluminium di dalam negeri dengan kapasitas 300.000 ton.
“Kita coba fokus ke downstream bauksit aluminium di 2024. Dan 1-2 tahun ke depan kita akan wrap up our production in house up to 300.000 ton,” Direktur Utama Inalum Ilhamsyah Mahendra dalam acara Consumer Gathering di Bali, Jumat (8/11).
Menurutnya, peningkatan produksi tersebut merupakan upaya perseroan dalam memenuhi permintaan domestik dan penetrasi ke pasar global. “Jadi up to 1-2 tahun ke depan kita akan push sampai 300.000. So, the customers please be ready. Take our product and we maintain our product,” ucapnya.
Selain itu, pada tahun 2028, Inalum menargetkan untuk membantu pemerintah Indonesia mencapai program swasembada aluminium dengan meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat.
“Di 2028 kita sudah berkomitmen gak hanya ke pegang saham tapi kepada pemerintah. Bahwa kita akan expansion doubling our capacity. Dan kemudian 5-10 tahun ke depan, the dream is kita punya capacity 1,5 million aluminium,” tuturnya.
“Artinya itu perencanaan 5 tahun. Another 5 years, artinya 10 tahun ke depan, kita berencana menambah 600.000 lagi. Jadi 10 tahun ke depan, the dream is how we achieve 5 juta ton aluminium,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Inalum, Danny Praditya mengatakan target produksi aluminium hingga 274.140 ton tersebut akan terbagi menjadi tiga produk yakni Ingot, Alloy, dan Billet. Adapun ketiga produk tersebut akan diprioritaskan untuk pasar dalam negeri atau pasar domestik.
“Tahun 2024 ini kami menargetkan 274.140 ton dari beberapa produk mulai Ingot, Billet, dan Alloy. Itu semua aluminium dan kita prioritaskan untuk pasar domestik dan kalau ada kelebihan baru kita ekspor,” bebernya kepada CNBC Indonesia saat ditemui di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, dikutip Minggu (7/1/2024).
Lebih detail, target produksi Ingot tahun ini sebesar 197.407 ton, untuk produk Alloy sebesar 39.420 ton, sedangkan Billet sebanyak 29.237.
Dalam catatan Inalum, produksi keseluruhan per Jumat (5/1/2024) mencapai 2.647 ton.
Adapun, Danny mengatakan pasokan alumina (feedstock) untuk mencapai target produksi saat ini masih dipasok dari pasar domestik maupun impor. “Kita masih melakukan pembelian (alumina) di market baik itu domestik maupun impor,” ucapnya.
Namun, dia mengatakan masih dalam lingkup tahun 2024 ini, perusahaan akan memasok alumina dari proyek yang saat ini dibangun oleh perusahaan yakni Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), Mempawah, Kalimantan Barat.
Dia mengungkapkan proyek SGAR akan mulai beroperasi pada Semester I-2024 ini. “Feedstock kita berharap di Semester I-2024 proyek Smelting Grade Alumina Refinery di Mempawah itu sudah bisa beroperasi atau sudah bisa di commissioning,” ungkap Danny.
Dia juga mengatakan bahwa proyek SGAR tersebut akan beroperasi atau first delivery pada bulan September atau Oktober tahun 2024 ini.
“Mulai berproduksi dan first delivery itu di bulan September atau Oktober 2024. Kalau itu sudah mulai berproduksi kita akan pasok dari sana bagaimana ore-nya sendiri, bijih bauksitnya sendiri dari klien ataupun dari produk,” tandasnya.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News