InfoEkonomi.ID – Pada hari sebelumnya, IHSG mengalami pergerakan yang fluktuatif dan ditutup melemah sebesar 0,24%. Meski demikian, terjadi pembelian bersih oleh investor asing senilai sekitar Rp932,88 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan kapitalisasi besar (big caps) menjadi fokus utama pembelian asing, dengan saham BMRI, BBCA, ASII, BBRI, dan TLKM mendominasi transaksi.
Menurut Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Muhammad Lutfi Permana, “Hari ini IHSG diperkirakan akan kembali menguat. Hal ini didorong oleh data domestik yang masih positif, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Juli yang mencapai 123,4, sedikit naik dibandingkan 123,3 pada bulan sebelumnya, serta cadangan devisa Indonesia yang meningkat sebesar US$5,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain, data tenaga kerja AS menunjukkan hasil yang lebih baik dari perkiraan, yang mengurangi kekhawatiran investor terhadap potensi resesi di ekonomi AS. Level support IHSG berada di kisaran 7240-7275, sementara level resistance di 7177-7165.”
Wall Street Menguat: Nasdaq dan S&P 500 Melonjak 2% Setelah Data Pengangguran AS
Pasar saham di Wall Street mencatatkan kenaikan signifikan dengan indeks Nasdaq dan S&P 500 yang ditutup menguat lebih dari 2%. Kenaikan ini terjadi setelah klaim pengangguran di AS turun lebih dari yang diperkirakan minggu lalu, yang meredakan kekhawatiran akan pelemahan pasar tenaga kerja yang terlalu cepat. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,76% menjadi 39.446,49, S&P 500 naik 2,30% ke 5.319,31, dan Nasdaq Composite melonjak 2,87% ke 16.660,02. Di antara saham-saham yang mencatatkan kenaikan terbesar di indeks S&P 500, saham Eli Lilly naik 9,5% setelah perusahaan farmasi ini menaikkan perkiraan laba tahunan, dengan penjualan obat penurun berat badan populernya, Zepbound, melampaui US$1 miliar untuk pertama kalinya dalam satu kuartal.
Bursa Asia Sebagian Besar Berada di Zona Merah
Pasar saham di kawasan Asia-Pasifik melemah pada Kamis setelah penurunan yang terjadi di Wall Street semalam. Para investor menilai data perdagangan dari Jepang dan menantikan keputusan suku bunga dari India. Reserve Bank of India diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di 6,5%. Selain itu, neraca transaksi berjalan Jepang untuk bulan Juni mencapai 1,533 triliun yen, lebih rendah dari perkiraan 1,789 triliun yen. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,74%, Topix turun lebih dari 1%. Di Korea Selatan, indeks KOSPI melemah 0,45% dan KOSDAQ turun 0,44%. S&P/ASX 200 Australia turun 0,23%, sementara Hang Seng (HSI) Hong Kong naik 0,08%.
Rekomendasi Saham BNI Sekuritas untuk Jumat (9/8):
- PGAS: Buy on Weakness
Beli di 1555, cutloss jika turun di bawah 1515. Jika tetap di atas 1550, berpotensi naik ke 1590-1620 dalam jangka pendek. - SIDO: Spec Buy
Beli di 695, cutloss jika turun di bawah 680. Jika tetap di atas 690, berpotensi naik ke 715-725 dalam jangka pendek. - SMRA: Buy on Weakness
Beli di 600, cutloss jika turun di bawah 585. Jika tetap di atas 595, berpotensi naik ke 620-635 dalam jangka pendek. - GJTL: Spec Buy
Beli di 1165, cutloss jika turun di bawah 1130. Jika tetap di atas 1150, berpotensi naik ke 1185-1210 dalam jangka pendek. - TCPI: Buy on Weakness
Beli di 7400, cutloss jika turun di bawah 7225. Jika tetap di atas 7375, berpotensi naik ke 7575-7725 dalam jangka pendek. - AVIA: Spec Buy
Beli di 466, cutloss jika turun di bawah 456. Jika tetap di atas 462, berpotensi naik ke 476-482 dalam jangka pendek.
































