InfoEkonomi.ID – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), atau lebih dikenal sebagai WIKA Gedung, telah menetapkan target ambisius untuk nilai kontrak baru sebesar Rp5,07 triliun untuk tahun ini.
Direktur Utama WEGE, Hadian Pramudita, mengungkapkan sejumlah strategi yang akan mereka terapkan untuk mencapai target ini dalam sebuah siaran pers yang disampaikan kemarin di Jakarta.
Strategi utama yang diimplementasikan oleh WEGE mencakup pendekatan selektif dalam pemilihan pelanggan dan mitra yang memenuhi kriteria bankable, skema pembayaran berdasarkan kemajuan bulanan dengan adanya down payment untuk menjaga kelancaran arus kas dan modal kerja, serta pengembangan bisnis Modular sebagai bagian dari strategi ke belakang perusahaan.
Selain itu, implementasi teknologi seperti Building Information Modeling (BIM) dan Enterprise Resource Planning (ERP) menjadi fokus dalam mendukung efisiensi dan keberlanjutan proses bisnis perusahaan.
“WEGE juga memperhatikan implementasi manajemen risiko dan GCG (Good Corporate Governance) guna memastikan berjalannya operasional perusahaan dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan,” ujar Hadian yang dilansir dari Neraca.co.id.
Adapun hingga Mei 2024, perseroan berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 934,43 miliar. Angka ini melonjak signifikan sebesar 114% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 819,98 miliar. Dengan demikian, total nilai kontrak yang dihadapi oleh WEGE (Order Book) kini mencapai Rp 8,33 triliun, termasuk carry over (kontrak lama) sebesar Rp 7,40 triliun.
Lebih lanjut Hadian merincikan, didominasi oleh proyek pemerintah dengan porsi sebesar 57,63%. Sementara itu, kontribusi dari sektor swasta mencapai 36,41% dan dari BUMN sebesar 5,96%. “Ini mencerminkan kepercayaan yang tinggi dari berbagai pihak terhadap kemampuan WEGE dalam menyelesaikan proyek-proyeknya,” kata Hadian.
Sementara itu, beberapa proyek signifikan yang telah berhasil diperoleh oleh WEGE antara lain; Proyek Pengembangan Sistem Operasional Gedung BMKG InaTews, Pembangunan Gardu Hubung dan Jaringan Listrik – PT Bio Farma (Persero), serta Pembangunan Gedung Fasilitas Pendukung Telkom Landmark Tower.
Selain dari sektor konstruksi, bisnis modular WEGE juga turut memberikan kontribusi signifikan, meliputi berbagai Office Keet di beberapa wilayah di Indonesia serta hunian vertikal berbasis modular.
Hadian menambahkan, berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024 (Unaudited), pendapatan perusahaan mencapai Rp 474,2 miliar. Angka ini didukung oleh Gross Profit sebesar Rp 35,5 miliar, dengan Gross Profit Margin (GPM) mencapai 7,49%. Laba bersih yang berhasil diraih sebesar Rp 4,4 miliar.
Pencapaian laba bersih ini turut mendorong kenaikan ekuitas WEGE menjadi Rp 2,56 triliun. Selain itu, perusahaan juga berhasil mengelola likuiditas dengan baik, dengan kas dan setara kas mencapai Rp 510,16 miliar.
Adapun total aset perusahaan pada akhir kuartal pertama mencapai Rp 5,09 triliun, sementara Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,98 kali, Gearing Ratio sebesar 0,07 kali, dan Current Ratio mencapai 231,51%, menunjukkan kondisi likuiditas fundamental yang sehat dan terjaga.