InfoEkonomi.IDÂ – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk berhasil mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III-2023. Terbaru, Bank Muamalat membukukan capaian laba bersih setelah pajak mencapai Rp52,36 miliar atau tumbuh 65,6% secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp31,62 miliar.
Torehan itu dicapai saat mesin pembiayaan belum bergerak optimal. Pendapatan setelah bagi distribusi hasil turun 10,63% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 219,51 miliar.
Bila dirinci pendapatan dari penyaluran dana turun 14,4% yoy menjadi Rp 1,42 triliun. Namun beban hasil untuk pemilik dana investasi turun 19,5% yoy menjadi Rp 1,23 triliun.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan dalam keterangan resminya mengatakan, peningkatan laba tersebut salah satunya didorong oleh pendapatan komisi yang tumbuh sebesar 20,8% yoy, menjadi Rp 687,11 miliar.
Selain itu, aset Bank Muamalat tumbuh sebesar 10,7% yoy dari Rp 59,8 triliun per 30 September 2022 menjadi Rp 66,2 triliun per 30 September 2023. Pertumbuhan aset ini ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan yang tumbuh 22,4% yoy menjadi Rp 21,7 triliun.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat tumbuh sebesar 6,9% yo menjadi Rp48,04 triliun per 30 September 2023. Deposito pun memegang porsi 55,18% dengan jumlah Rp26,51 triliun. Sementara dana murah atau current account and savings account (CASA) naik 2,7% yoy menjadi Rp 21,53 triliun.
Dengan begitu, Bank pun mencatatkan peningkatan pada rasio pembiayaan terhadap simpanan atau Financing to Deposit Ratio (FDR). Per September 2023, FDR telah naik menjadi 45,04% dari yang sebelumnya 39,27%.
Kendami demikian, FDR tersebut masih jauh di bawah rata-rata industri. Artinya bank masih memiliki ruang yang sangat lebar untuk ekspansi penyaluran dana.
Hal ini didukung pula dengan rasio permodal atau capital adquacy ratio (CAR) yang tebal, yakni 28,67%, dilansir dari CNBC Indonesia