Rabu, Oktober 1, 2025
spot_img

Aset Bank Permata Syariah Capai Rp37 Triliun per September 2023

InfoEkonomi.ID – Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk atau Bank Permata Syariah memiliki komitmen untuk terus membuat bank semakin tumbuh positif. Hal tersebut dibuktikan dengan raupan aset perseroan yang menyentuh angka Rp 37 triliun hingga September 2023.

“Kami berkomitmen (terus tumbuh), per September UUS PermataBank tumbuh 19 persen YoY. Jadi, kami juga patuh pada aturan yang ada,” kata Pjs Direktur Wholesale Banking & Direktur Unit Usaha Syariah Bank Permata Herwin Bustaman dalam paparan publik, Kamis (22/11/2023).

- Advertisement -

Melihat hal tersebut, PT Bank Permata Tbk masih mengkaji model bisnis baru untuk memisahkan atau spin off Unit usaha syariah (UUS). Berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terbaru, UUS yang memiliki aset di atas Rp 50 triliun wajib melakukan spin off dalam waktu dua tahun ke depan.

Herwin melanjutkan, bakal ada beberapa hal yang diperhatikan oleh manajemen saat sudah menjadi Bank Umum Syariah (BUS), seperti keterbatasan modal. Maka sebab itu, Permata Syariah tengah mempertimbangkan model bisnis yang potensial.

- Advertisement -

“Kalau spin off, modal kami tentu terbatas. Nanti kami lihat model bisnis mana yang memang potensial harus dikaji dan diputuskan,” kata dia.

Dia bilang, jika Permata Syariah telah menjadi BUS, pihaknya akan berfokus terhadap bisnis ritel dan UKM.

Sebelumnya diberitakan, PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau PermataBank angkat bicara soal pemenuhan ketentuan free float atau kepemilikan saham publik dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagaimana diketahui, BEI mewajibkan perusahaan tercatat atau emiten untuk memenuhi ketentuan free float atau minimal jumlah saham yang beredar di masyarakat sebesar 7,5 persen. Angka itu setara dengan 50 juta saham.

- Advertisement -

Direktur Keuangan Bank Permata Rudy Basyir Ahmad menuturkan, pihaknya telah koordinasi dengan pemegang saham terkait aturan free float.

“PermataBank saat ini telah berkoordinasi dengan pemegang saham yaitu Bank Bangkok (Bangkok Bank) terkait dengan pemenuhan standar free float yang merupakan hasil dari tender 2020,” kata Rudi dalam paparan publik, Kamis (23/11/2023).

Dia melanjutkan, Bank Pertama telah melakukan sejumlah upaya untuk memenuhi aturan free float sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan oleh BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

“PermataBank telah melakukan upaya-upaya yang cukup untuk memenuhi ketentuan tersebut dengan tenggat waktu yang disiapkan OJK dan BEI,” ujarnya, diansir dari Liputan6.com

Di samping itu, ia melanjutkan, pihaknya mencatatkan kinerja yang solid dalam sembilan bulan 2023. Hal ini merupakan hasil penerapan strategi bisnis secara fokus dan konsisten dan didukung juga dengan sinergi yang kuat dengan Bangkok Bank sebagai induk Perseroan untuk memanfaatkan kapabilitas yang kuat.

Bank Permata berhasil membukukan kinerja yang positif hingga kuartal ketiga 2023 yang ditandai oleh pertumbuhan total aset sebesar 14,3 persen sebesar Rp251,9 triliun dan kenaikan pendapatan usaha bank sebesar 11,6 persen Year-on-Year (YoY) menjadi Rp 9 triliun.

Pendapatan usaha bank dikontribusikan dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 11,6 persen menjadi Rp7,4 triliun. Laba operasional sebelum Provisi sebesar Rp4,6 trilliun, tumbuh 20,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Keberhasilan ini menghantarkan Perseroan membukukan laba setelah pajak sebesar Rp2,1 triliun sampai dengan kuartal III 2023.

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img