InfoEkonomi.ID – PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) terus berupaya memacu kinerja tumbuh berkelanjutan, salah satunya dengan merekomposisi serta memperbesar porsi segmen pembiayaan konsumer. Langkah strategis tersebut diambil manajemen perusahaan untuk melakukan optimalisasi pendapatan, laba dan sebaran risiko.
Direktur Bisnis BRI Finance, Primartono Gunawan menuturkan, perseroan menerapkan lompatan strategi besar untuk memacu pertumbuhan bisnis berkelanjutan dengan mengalihkan sebagian besar pembiayaan ke segmen konsumer dalam tiga tahun terakhir.
Menurut Primartono, buah dari transformasi tersebut sudah bisa dipetik sejak tahun lalu. Di mana kontribusi pembiayaan konsumer mencapai 74 persen. Sebelum melakukan transformasi, seluruh pembiayaan BRI Finance dikucurkan di segmen komersial. Pada 2023, BRI Finance menargetkan segmen konsumer berkontribusi hingga 82 persen.
“Kalau mayoritas pembiayaan sudah di konsumer, seperti halnya BRI (perusahaan induk) maka BRI Finance akan bermain di segmen mikro. Nasabahnya banyak, sumber pendapatannya pun tersebar. Jadi buah transformasinya sudah mulai bisa dipetik sejak tahun-tahun kemarin,” tutur Prima, sapaan akrabnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (20/5/2023).
Capaian tersebut di atas ekspektasi manajemen perseroan. Awalnya memiliki aspirasi minimal 60 persen pembiayaan konsumer dan 40 persen segmen komersial. Tak berhenti di situ, Pria menambahkan, ketika sudah cukup handal di segmen konsumer, pihaknya pun berkomitmen melakukan lompatan dengan strategi baru.
BRI Finance pun merekomposisi portofolio segmen konsumer, yang tadinya didominasi pembiayaan mobil baru, akan diseimbangkan dengan pembiayaan mobil bekas, pembiayaan multiguna dan refinancing.
Saat ini, komposisi pembiayaan mobil baru masih sekitar 76 persen terhadap portofolio segmen konsumer. Adapun mobil bekas berkontribusi sekitar 16 persen, dan sisanya multiguna serta refinancing. Prima merinci, ke depan komposisi pembiayaan mobil baru terhadap segmen konsumer maksimum di angka 45 persen. Sedangkan pembiayaan mobil bekas sekitar 22 persen, multiguna 12 persen, dan refinancing 10 persen.
“Jadi setelah transformasi dari komersial ke konsumer sudah jalan. Berikutnya kami merekomposisi aset untuk optimalisasi pendapatan, laba dan penyebaran risiko,” kata dia.
Melalui langkah-langkah strategis untuk pembiayaan kendaraan bermotor tersebut diharapkan BRI Finance mampu merealisasikan target pertumbuhan pembiayaan mobil baru dan mobil bekas dengan memanfaatkan momentum setelah Ramadan ini.
“Target-target tersebut bisa tercapai melalui strategi yang tepat, yang dieksekusi dengan baik oleh tenaga-tenaga pemasar kami di lapangan. Oleh karena itu kami berharap dapat mempertahankan momentum pertumbuhan tersebut setelah Lebaran,” pungkasnya.
Sumber: Liputan6.com

































