InfoEkonomi.ID – Menteri Koperasi dan UKM atau MenKopUKM Teten Masduki mengatakan sepeda bambu GORo yang merupakan karya kolaborasi dari Spedagi dari Temanggung, pabrik sepeda nasional United di Citeureup Jawa Barat, dan Yayasan Bambu Lestari menjadi wujud penerapan konsep green mobility setelah berlangsungnya KTT G20 di Bali.
“Hari ini pagi yang cerah ini saya senang sekali ikut melaunching sepeda Goro karya kolaborasi dari Spedagi, United, dan Yayasan Bambu Lestari,” kata MenKopUKM Teten Masduki setelah meluncurkan Sepeda Bambu GORo Nusantara di kawasan Nusa Dua, Bali, Kamis (17/11/2022).
Karya sepeda berbahan baku frame bambu tersebut menjadi bentuk dedikasi bagi event KTT G20 untuk Indonesia yang segera mulai menggerakkan konsep green mobility. Menurut MenKopUKM, sudah saatnya bagi bangsa ini untuk go green dan mulai menjaga lingkungan dengan menggunakan atau mengkonsumsi lebih sedikit bahan bakar fosil termasuk membiasakan bersepeda untuk beraktivitas sehari-hari.
“Dan sepeda ini desainnya sangat keren, diciptakan oleh seorang desainer kelas dunia dari desa di Temanggung, Pak Singgih yang sudah memenangkan penghargaan kelas dunia untuk produk bambunya,” kata Teten.
Ke depan MenKopUKM akan mendorong produksi dan kualitas sepeda tersebut lebih meningkat di dalam negeri agar dapat diekspor masuk ke pasar global.
“Saya bersama Pak Menhub akan mendukung kolaborasi sepeda ini sebagai bagian dari dimulainya Green Mobility,” kata Teten.
MenKopUKM berkesempatan untuk bersepeda bersama dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dengan menggunakan Sepeda Bambu GORo Nusantara di kawasan Nusa Dua, Bali.
Menhub Budi Karya Sumadi mengungkapkan pengalamannya menggunakan sepeda GORo yang disebutnya enak dan nyaman dipakai. “Mencoba sepeda ini enak sekali dan membanggakan, ini produk dengan menggunakan bambu sebagai bahan dasarnya mungkin tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya dan bahan dasarnya dari bambu dibuat oleh Pak Singgih seorang kreator dari Temanggung bekerja sama dengan United, kalau ada kreasi seperti ini kita wajib memberikan apresiasi,” kata Menhub.
Setelah apresiasi, Menhub menambahkan pentingnya utilisasi dan sebagai domain dari Kemenhub maka ia mendorong green mobility diterapkan dengan tidak lagi banyak mengkonsumsi energi fosil melainkan mengoptimalkan konsep hidup sehat dengan sepeda.
Disainer dan kurator sepeda bambu Singgih Kartono mengatakan gotong royong sebagai intisari Pancasila adalah nilai universal yang dapat dijadikan prinsip kerja bangsa-bangsa di dunia untuk mewujudkan cita-cita kehidupan yang lebih sehat, adil, dan berkelanjutan.
Sepeda bambu GORo Nusantara diwujudkan secara gotong royong (supply chains collaboration) antara desa dan kota dengan melibatkan UMKM, Industri sepeda nasional, engineer, pengrajin, para ahli dan akademisi, aktivis, serta mama petani bambu.
“Sepeda Bambu GORo Nusantara ini sebenarnya sebuah perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam sebuah produk. Pagi ini kita membuat sejarah dengan membuat produk yang memiliki semangat Gotong Royong atau Goro dan gotong royong ini menjadi sesuatu yang sangat penting untuk kehidupan sekarang,” katanya.
Sepeda Bambu GORo Nusantara memiliki roda belakang lebih besar yakni simbol negara maju sebagai pendorong kekuatan. Roda depan lebih kecil sebagai simbol negara berkembang untuk diberi kesempatan menentukan arah.
Sepeda Bambu GORo Nusantara ini terbuat dari bambu sebagai ikon dari material ramah lingkungan sehingga menjadi ikon green mobility yang sempurna. Sebab sepeda merupakan alat transportasi yang praktis dan murah, sementara material bambu adalah material yang banyak tersedia dan memiliki tradisi yang besar di tanah air.
Maka melalui KTT G20 yang baru saja rampung, ada momentum yang dapat diciptakan untuk mulai membiasakan tradisi bersepeda di Indonesia serta mempopulerkan sepeda dengan sepeda bambu yang dirancang dan diproduksi sendiri.
Tingkatkan Produksi
Pemilik dan Direktur United Henry Mulyadi mengatakan United mendukung Spedagi untuk membuat sepeda bambu, sementara Yayasan Bambu Lestari sebagai penyedia bahan baku. “Kita akan produksi dengan kuantitas yang lebih besar melalui kolaborasi ini. Karena selama ini yang diproduksi Spedagi baru 15-20 unit, rencananya kita akan buat 500 unit per bulan,” katanya.
Untuk harga, pihaknya berupaya mematok seekonomis mungkin berkisar di bawah Rp5 juta supaya lebih ekonomis, sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat umum.
“Kerja sama juga dengan Yayasan Bambu Lestari yang akan menyediakan bahan baku, kemudian bambu diproses oleh Spedagi untuk frame, kami juga akan bantu untuk pembuatan frame dan kami rakit dengan spare part dari United. Semua yang kita produksi ini buatan dalam negeri dengan TKDN mencapai 80 persen,” katanya.