InfoEkonomi.ID – PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya tengah mengerjakan empat paket pekerjaan jetty pada proyek Engineering, Procurement & Construction (EPC) antara lain, Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Batu, Tuban Jetty and Its Ancillary Production & Transportation Facilities Project (EPC Talavera Tuban Jetty Upgrade), Open Access (OA) Sorong dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa 9&10 Suralaya. Pembangunan empat proyek ini telah dilaksanakan sejak tahun 2018 dan ditargetkan tuntas pada tahun 2025.
Paket pekerjaan jetty pada proyek dermaga Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Tanjung Batu milik PT Pertamina, dikerjakan Hutama Karya sejak tahun 2020. Dengan nilai kontrak sebesar 301 miliar rupiah, paket pekerjaan konstruksi perusahaan dalam proyek ini antara lain pembangunan trestle atau jalan akses penghubung jetty ke daratan, pembuatan mooring dolphin, berthing dolphin dan sarana penunjang dermaga lainnya. Proyek dermaga ini nantinya akan memiliki empat jetty dengan kapasitas berbeda, berkisar diangka 500 Dead Weight Ton(DWT) – 50.000 DWT.
Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi mengungkapkan fungsi jetty pada proyek tersebut sebagai tempat berlabuh bagi kapal laut dan tongkang untuk menyalurkan material-material dasar guna menunjang proses aktivitas plant, refinery, industrial dan lain-lain khususnya untuk mendukung pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kalimantan Timur.
“Proyek dermaga TBBM Tanjung Batu ini cukup memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar seperti akses lokasi proyek yang hanya bisa dijangkau melalui laut dimana dapat meningkatkan penghasilan bagi warga yang menyewakan speedboat di sekitar lokasi proyek. Hutama Karya juga menyerap tenaga kerja lokal skilled atau unskilled sejumlah 100 orang,” lanjut Gunadi.
Paket pekerjaan Jetty EPC Hutama Karya lainnya yaitu Tuban Jetty and Its Ancillary Production & Transportation Facilities Project (EPC Talavera Tuban Jetty Upgrade) milik PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk. (SBI) mulai digarap sejak awal tahun 2022.
Fungsi jetty pada proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas terminal existing dari 15.000 DWT menjadi 50.000 DWT. Selain itu, jetty ini juga berfungsi untuk menunjang kebutuhan operasi pabrik milik PT SBI dengan proses pengolahan produksi plant, refinery, industrial dan lain-lain, dimana outputnya berfungsi untuk mengirimkan semen curah dari SILO menuju kapal muatan. Ketika rampung pada tahun 2023 mendatang, diharapkan EPC Talavera Tuban Jetty Upgrade dapat membantu visi pemilik proyek sebagai penyedia solusi bahan bangunan terbesar di regional.
Selain itu, pembangunan paket pekerjaan jetty pada Open Access (OA) Sorong milik PT Pertamina (Persero) yang telah dimulai sejak tahun 2021. Selain pembangunan jetty berkapasitas 50.000 DWT, kontrak kerja meliputi seluruh fase EPC pada 4 buah tangki berkapasitas masing-masing 110 Mega Barel (MB) beserta fasilitas pendukungnya dan juga piping.
Lebih lanjut Gunadi menyampaikan, tantangan yang dihadapi perusahaan dalam proyek OA Sorong adalah lokasi proyek yang berada di area remote, sehingga cukup sulit dalam mendatangkan material, alat dan 500 man power. Namun dengan penggunaan jetty existing terdekat dari lokasi proyek, tantangan ini dapat diatasi.
Terakhir, paket pekerjaan jetty pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 & 10 Suralaya di Cilegon, Banten yang menjadi cakupan pekerjaan keseluruhan proyek, yang telah dimulai sejak tahun 2019. Adapun fungsi jetty pada PLTU Jawa 9 & 10 Suralaya sebagai tempat bersandar kapal pemilik proyek yaitu Indo Raya Tenaga (IRT) untuk pasokan material coal atau batu bara.
Dalam pembangunan empat paket pekerjaan jetty pada proyek EPC Hutama Karya ini perusahaan mengoptimalisasi penggunaan teknologi canggih sesuai mutu seperti Building Information Modelling (BIM) dari pembuatan 3D Model yang bisa digunakan untuk Clash Detection & Material Take Off dan proses pembangunan yang ramah lingkungan.
“Penggunaan teknologi BIM pada ke empat proyek EPC dapat mengoptimalkan pembuatan 3D Model yang bisa digunakan pada Clash Detection & Material Take Off sehingga volume yang didapatkan akurat, sedangkan Clash Detection sendiri berfungsi untuk meminimalisir terjadinya rework dilapangan. 6D Analysis pun sudah dilakukan Hutama Karya untuk mendapatkan design yang optimal. Seluruh proses pembangunan empat paket pekerjaan jetty pada proyek EPC ini juga mengadaptasi prosedur ramah lingkungan.” tutup Gunadi, Direktur Operasi I Hutama Karya.